Rano Karno Dicecar Saat Debat Kedua, Pramono: Data Bang Doel Benar

Pramono Anung Debat Kedua, Calon Gubernur dan Wakil DKI JAKARTA 2024
Sumber :
  • Youtube KPU DKI

Jakarta, VIVA – Calon Gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung menanggapi santai saat ditanya wartawan mengenai pasangannya Rano Karno yang dicecar saat debat Pilkada kedua.

Gelar Event Mover On The Run 2024, UI Dapat Pujian dari Pramono Anung

Dalam debat kedua, Calon Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno dicecar sejumlah pertanyaan dari pasangan calon lain terkait kepemimpinannya saat menjadi Gubernur Banten. Rano tercatat dicecar pertanyaan mengenai prestasinya selama memimpin Banten dan kebijakannya terhadap suku Baduy.

"Gak apa-apa, ini kan bagian (dari debat) dan saya melihat datanya setelah saya cek ternyata yang bang Doel sampaikan bener," kata Pramono kepada wartawan di Jakarta, Selasa, 29 Oktober 2024.

DPR Akan Kaji Usulan Pemilu Nasional dan Lokal tapi Tidak Sekarang

Pasangan cagub-cawagub Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno Si Doel

Photo :
  • Youtube KPU DKI Jakarta

Pramono juga mengomentari jalannya debat yang menurutnya lebih berwarna. Menurutnya, debat tersebut memberikan pilihan kepada warga Jakarta untuk melihat siapa calon gubernur yang cocok memimpin Jakarta dan bagaimana kemampuannya jika terpilih karena sudah lebih detail pada substansi.

Terpopuler: Aksi Sopir Ekpedisi Selamatkan Driver Ojol dari Begal, Fakta Mengejutkan Istri Lindas Suami

"Jadi sekarang serahkan pada pemilih Jakarta," ujar Pramono.

Sebelumnya, Calon Gubernur Jakarta nomor 2, Dharma Pongrekun menyinggung persoalan suku Baduy kepada calon Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 3, Rano Karno. Momen itu terjadi dalam debat kedua Pilgub Jakarta 2024.

Dharma turut mempertanyakan adanya sejumlah penolakan kepada Rano saat Baduy hendak dijadikan tempat wisata. Ia bertanya ke Rano karena pernah menjabat sebagai Gubernur Banten. 

Namun, Rano membantah adanya penolakan tempat wisata. Dia justru menjelaskan soal budaya Seba yang ada di wilayah Baduy. Sebab, itu kunjungan masyarakat Baduy ke pemerintah daerah.

"Kalau saya menolak enggak mungkin mereka berkunjung. Tapi, memang saya membatasi kenapa? Karena permintaan masyarakat Baduy itu sendiri," kata Rano di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol, Jakarta Utara pada Minggu 27 Oktober 2024.

"Mereka minta apa? Enggak boleh ada BTS, supaya HP tidak masuk ke kampung mereka," lanjut Rano.

Namun, anak suku Baduy luar memiliki HP. Meski tak ingin punya sekolah tapi Baduy luar berpendidikan.

"Tapi anak Baduy luar punya HP. Mereka tidak ingin punya sekolah, tapi mereka berpendidikan, mereka punya sekolah sendiri," lanjut Rano.

Politikus yang disapa Si Doel itu justru menyindir Dharma Pongrekun. Sebab, ada sejumlah wisatawan yang diadang tak boleh masuk ke Baduy.

Wisatawan yang mau berkunjung jumlahnya membeludak. Dengan demikian, pemerintah daerah harus membatasi kunjungan masuk ke Baduy.

"Jadi, artinya masyarakat Baduy adalah masyarakat yang tidak bisa kita pungkiri mereka mempunyai kebudayaan yang luhur. Dan, mereka punya kemampuan untuk mengeksplor dirinya sendiri," tutur Rano.

Rano menyebutkan, dirinya sudah memberikan fasilitas untuk masyarakat Baduy saat menjabat sebagai Gubernur Banten. 

"Acara Seba kita kembangkan menjadi pariwisata. Dulu Seba kecil. Waktu saya jadi gubernur yang berkunjung bisa 6 ribu orang masyarakat Baduy," sebut Rano.

Menurut dia, kondisi itu yang membuat masyarakat Baduy dikenal lebih luas.

"Itu lah memang membuat mereka ketakutan karena kunjungan wisata di sana membeludak kembali lagi saya tidak menolak tapi memang saya membatasi karena apa permintaan masyarakat Baduy itu sendiri," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya