Panggil LSI dan Poltracking soal Survei, Dewan Etik Persepi Pastikan Objektif dan Profesional
- VIVA/Muhamad Solihin
Jakarta, VIVA – Perhimpunan Survei Opini Publik atau Persepi, akan memanggil dua lembaga survei yakni LSI dan Poltracking Indonesia, terkait perbedaan hasil survei Pilkada Jakarta 2024. Dimana perbedaan hasil survei kedua lembaga itu, cukup jauh. Kedua lembaga itu akan melakukan klarifikasi di rapat dewan etik.
Anggota Dewan Etik Persepsi, Saiful Mujani, mengatakan rapat tersebut digelar pada Senin malam ini, 28 Oktober 2024. Tetapi berlangsung tertutup dengan beberapa materi pembahasan.
“Presentasi perbedaan elektabilitas, lalu bentuk pertanyaan elektabilitas, lalu metodologi,” kata Saiful Mujani, saat dihubungi.
Dari situ nanti akan dilakukan pengecekan data mentah secara forensik sebagai bukti dari survei itu. Yang dicek seperti kesesuaian antara responden, lalu lokasi dan alamat, serta seperti apa SOP nya.
“Dasarnya itu. Pasti tidak selesai sehari. Harapan kami selesai seminggu,” katanya.
Dalam pemeriksaan ini, dia menegaskan kalau dewa etik bekerja secara profesional dan objektif. Pihaknya akan netral terutama nanti dalam mengambil keputusan menyangkut hasil ini.
“Sebagai asosiasi profesi, Persepi seperti asosiasi lain, punya Dewan Etik. Apakah akan objektif? Ya, kami profesional. Nanti ditunjukkan transparansi kerja dewan ini,” tegasnya.
Namun bila nanti ada anggota Persepi yang meragukan atau keberatan dengan hasil kerja dewan etik, bis melalui jalur musyawarah untuk disepakati pergantian jabatan anggota Dewan Etik.
“Penggantian ini di rapat khusus, bukan sekarang. Karena yang sekarang hasil musyawarah sebelumnya. Sekarang waktunya memakai tiga dewan etik yang pelaku survei reguler, punya lembaga survei, dan profesor politik kuantitatif adalah Saiful Mujani, Prof Hamdi Muluk pelaku survei di Fakuktas Psikologi UI, dan Asep Saefuddin adalah profesor statistik IPB,” jelasnya.
Adi Prayitno dari Parameter Politik Indonesia (PPI), berharap sidang ini bisa menyelesaikan persoalan beda hasil dalam survei Pilkada Jakarta yang cukup menyedot perhatian publik tersebut.
“Yang jelas ini supaya clear dan tuntas,” kata Adi saat dihubungi.
Adi sendiri mengaku mendapat kabar pemanggilan LSI dan Poltracking ini dari WAG Anggota Persepi.
“Sesuai info di grup WA, nanti malam kedua lembaga survei akan diundang untuk paparan hasil surveinya mereka masing-masing dengan Dewan Etik Persepi. Setelah itu akan diumumkan hasil penilaian dewan etik,” ucap Adi.
Rapat tersebut, kata dia, akan dipimpin Dewan Etik yakni Prof Asep Saefudiin, Prof Hamdi Muluk dan Saiful Mujani, dan Ketua Persepi Philips J Vermonte.
Hasil pertemuan tertutup tersebut, akan diumumkan pada Jumat 1 November 2024. Mengenai keraguan terhadap dewan etik, Adi yakin ketiganya adalah sosok yang memiliki kredibilitas dan memberi keputusan yang adil.
“Semua anggota persepi yakin dengan kredibilitas semua dewan etik yang penilaiannya bakal objektif,” katanya.
“Ini sudah lama dalam tradisi persepi. Nanti malam kedua lembaga akan paparan depan dewan etik. Semua akan terang benderang setelah ada paparan dengan dewan etik Persepi. Dewan etik akan menilai dari presentasi kedua lembaga tersebut,” kata dia.
Sebelumnya, LSI merilis hasil survei pada September 2024 yang menyebut Ridwan Kamil – Suswono elektabilitasnya 51,8 persen. Sedangkan Pramono Anung – Rano Karno 28,4 persen, dan Dharma-Kun 3,2 persen.
Pada 23 Oktober 2024 lalu, LSI kembali merilis hasil surveinya. Dimana pasangan Pramono Anung – Rano Karno dengan elektabilitas 41,6 persen atau yang tertinggi. Sedangkan di bawahnya ada Ridwan Kamil - Suswono dengan 37,4 persen. Sementara Dharma-Kun 6,6 persen. Dari kedua survei di bulan berbeda itu, terjadi penurunan elektabilitas RK-Suswono kurang lebih sekitar 14 persen.
Sedangkan Poltracking Indonesia pada Kamis kemarin juga merilis hasil survei. Dimana pasangan Ridwan Kamil - Suswono elektabilitasnya 51,6 persen atau yang tertinggi. Disusul Pramono Anung - Rano Karno 36,4 persen, dan Dharma Pongrekun - Kun Wardana Abyoto 3,9 persen.