Megawati: Saya Ini Tahu Statistik, Survei Bisa Dibeli

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat mengumumkan calon kepala daerah
Sumber :
  • PDIP

Jakarta, VIVA - Ketua Umum Megawati Soekarnoputri menegaskan bahwa hasil survei bisa saja tidak akurat dan dipermainkan, bahkan bisa dibeli. Ia mengaku mengerti ilmu statistik yang biasa dipakai sebagai perhitungan hasil survei oleh suatu lembaga.

Survei: Mayortas Pemilih Milenial Sukai dan Pilih Duet Mahyeldi–Vasco di Pilgub Sumbar

"Saya ini tahu statistik; tahu bahwa survei itu bisa dibeli. Bohong apa tidak? Bohong apa tidak?" ujar Megawati saat peresmian Sekretariat Taruna Merah Putih di Gondangdia, Jakarta Pusat, Senin, 28 Oktober 2024.

Presiden ke-5 RI itu juga menegaskan bahwa ilmu statistika berbeda dengan matematika. Ia menyebut untuk melakukan survei politik tidak boleh menggunakan handphone.

Golkar Sebut Survei Kepercayaan Publik Tinggi pada Prabowo Modal Awal yang Baik

Warga menentukan pilihannya dalam Pilkada. (ilustrasi)

Photo :
  • ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

"Tahu, enggak, statistik? Beda loh sama matematika. Boleh nanya. Untuk mencari hasil survei itu dari mana? Statistik. Dan sebenarnya tidak boleh by phone, jadi saya tahu," katanya.

Survei Indikator: Kejaksaan Jadi Lembaga Hukum Paling Dipercaya Publik, KPK Terendah

Ia mengaku sudah melihat hasil survei Pilgub Jakarta yang berbeda, padahal waktu surveinya bersamaan. Ia meminta agar masyarakat tak mempermainkan hasil survei ke depannya.

"Apa masuk di akal ya? Saya kan ya mikir yang namanya responden kok cuma segini? By phone lagi. Siapa yang suka main survei? Angkat tangan dong, fair. Ayo, saya ingin tahu. Kalau fair. Kalau menurut saya, semalam saya lihat," kata Megawati.

Perbedaan hasil signifikan antara LSI dan Poltracking soal hasil elektabilitas pasangan calon atau paslon Pilgub Jakarta 2024 jadi sorotan dan menuai kritik. Bahkan, dewan etik dari Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) turun tangan terkait polemik perbedaan dua hasil survei itu.

Ilustrasi Pilkada.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

Anggota Dewan Etik Persepsi Saiful Mujani mengatakan pihaknya bakal memanggil LSI dan Poltracking soal perbedaan hasil survei Pilgub Jakarta 2024.

"Hasil survei mereka berbeda signifikan, maka kami Dewan Etik Persepsi akan segera rapat dan memanggil kedua lembaga tersebut," kata Saiful, Kamis, 24 Oktober 2024.

Saiful bilang LSI dan Poltracking mesti jelaskan alasan hasil survei paslon Pilgub Jakarta bisa berbeda. Padahal, dua survei itu dirilis dalam waktu yang berdekatan.

Dia menegaskan jika alasan dua lembaga survei tak masuk akal, maka bisa saja keduanya diaudit secara forensik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya