Karakteristik Pemilih Jabar Unik, Kejutan di Pilgub Bisa Kembali Terjadi di 2024

Ilustrasi Pemilu 2024.
Sumber :
  • VIVA

Jakarta, VIVA - Karakteristik pemilih di Jawa Barat dinilai punya keunikan. Hal itu merujuk pengalaman Pilkada yang sudah terjadi seperti Pilgub Jabar 2018 dan Pilgub 2013.

Menang Pilgub Jabar, Cawagub Erwan Didampingi Bos Persib Bandung Sowan ke Jokowi

Demikian analisa itu disampaikan pengamat yang juga dosen di Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Padjadjaran Firman Manan. Dia bilang karakteristik pemilih di Jabar sangat unik. 

Firman menuturkan dari beberapa Pilgub Jabar sebelumnya membuktikannya dengan kandidat kerap tak diunggulkan tapi keluar sebagai pemenang.

Saksi Minta KPU Tunda Rekapitulasi Suara Pilgub Jawa Barat Hingga Senin Pagi

“Di Jabar itu membaca data survei harus berhati-hati. Pada Pilgub 2008, 2013 dan Ahmad Heryawan berada di bawah dari lawannya namun berhasil keluar sebagai pemenang,” kata Firman dalam acara bertajuk Meneropong Peta Elektoral Terkini Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar pada Pilkada 2024, Jumat, 25 Oktober 2024.

Menurut dia, Pilgub Jabar lebih kompetitif dengan mengacu pada karakteristik pemilih. Dengan demikian, temuan survei sulit jadi gambaran akhir di Pilgub Jabar.

Bawaslu RI: Formulir C6 Bukan Syarat Mutlak untuk Memilih

Dia menjelaskan hal itu karena terkonfirmasi dari data Voxpol Center Research and Consulting. Dari data Voxpol, responden akan menentukan pilihan pada masa kampanye (37,4%). 

"Responden akan menentukan pilihan sebelum berangkat ke TPS pada hari pemilihan (29%), dan pada masa tenang sebelum hari pemilihan (18,1%),” jelasnya.

Elektabilitas cagub Jabar versi survei Voxpol.

Photo :
  • Istimewa

Lebih lanjut, dia mengatakan swing voters di Jabar masih sangat tinggi di angka 27,1%. Kata dia, angka itu sangat besar untuk mengubah hasil akhir di Pilgub Jabar.

Diketahui, pada Pilkada Jabar 2018 pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum atau Rindu, meraih 32,88 persen (7.226.254 suara). 

Lalu, pada posisi kedua, paslon Hasanudin-Anton Charliyan atau Hasanah meraih 12,62 persen (2.773.078 suara). Kemudian, paslon Sudrajat-Ahmad Syaikhu meraih 28,74 persen (6.317.465 suara). 

Selanjutnya, paslon Deddy-Dedi meraih 25,77 persen (5.663.198 suara), Hitungan tersebut berasal dari 21.979.995 suara sah atau 96 persen dari total keseluruhan. 

Ahmad Syaikhu sebelum maju di Pilgub Jabar 2018, awalnya meniti dengan berbekal angka elektabilitas 3%. Namun, di akhir usai pemungutan suara bisa meraup 28,74%. 

Menurut dia, dari data itu menunjukkan bahwa Pilgub Jabar kerap memberikan kejutan. 

Sementara, CEO Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengungkapkan dari hasil survei terbaru pihaknya menemukan peta politik terkini terkait Pilgub Jabar. Mayoritas warga Jabar menentukan pilihan atas dasar rasionalitas dan sebanyak 38% belum menentukan pilihan.

Pangi menambahkan mayoritas responden (57,6%) adalah pemilih rasional, disusul oleh pemilih Psikologis (28%) dan pemilih Sosiologis (11,6%). 

"Mayoritas responden (69%) sudah mantap, namun 27,1% responden belum mantap atau masih mungkin berubah dengan pilihan calon gubernur Jawa Barat,” katanya.
 
Pangi menjelaskan dalam simulasi surat suara calon Gubernur Jawa Barat, pasangan Dedi Mulyadi -Erwan Setiawan memperoleh 61,8% disusul Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie (18,6%), Acep Adang Ruhiyat-Gita Dwi Natarina (7,4%) dan Jeje Wiradinata-Ronal Surapraja (5,6%) serta 6,6% tidak tahu atau tidak menjawab.

Kemudian, dalam pertanyaan terbuka calon Gubernur Jawa Barat, pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan mngantongi elektabilitas 60,3%. Disusul pasangan Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie (17,8%), Jeje Wiradinata-Ronal Surapraja (5,4%) dan Acep Adang Ruhiyat-Gita Dwi Natarina (4,9%).

Kemudian, dalam pertanyaan terbuka cagub Jabar Dedi Mulyadi dapat 51,3% disusul Ahmad Syaikhu (14,3%), Acep Adang Ruhiyat (4,3%) dan Jeje Wiradinata (2,4%) di peringkat ketiga. 

Sementara, cagub Jabar, Erwan Setiawan unggul dengan elektabilitas 32,6% di peringkat pertama disusul Ilham Akbar Habibie (12,9%), Gita Dwi Natarina (4,4%) dan Ronal Surapraja (3,0%).

Kemudian, dari sisi popularitas, Dedi Mulyadi dengan angka 88,6%, disusul oleh Ronal Surapraja (50,9%), Ahmad Syaikhu (48,8%) dan Ilham Habibie (39,6%).

Menurut Pangi, dalam simulasi empat nama calon Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi tingkat elektabilitasnya 64% disusul Ahmad Syaikhu (17,9%), kemudian Acep (6,3%), dan Jeje (5,0%).

Survei terbaru Voxpol dilakukan dalam kurun waktu 10 hari yaitu 11 – 20 Oktober 2024. Populasi seluruh WNI yang berdomisili di provinsi Jabar dan mempunyai hak pilih (memiliki KTP). 

Sampel berasal dari 26 Kabupaten/kota di provinsi Jabar yang terdistribusi secara proporsional berdasarkan besaran Jumlah penduduk.

Jumlah responden survei ini sebanyak 800 orang dengan proporsi (50:50) laki-laki dan perempuan. Pengambilan sampel menggunakan metode multistage random sampling dengan toleransi kesalahan sebesar ±3,47% pada tingkat kepercayaan 95%.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya