Gagasan RK soal 'Magrib Mengaji' Didukung Tokoh Agama, Perlu Diformalkan ke dalam Pergub
- Tim Dokumentasi RIDO
Jakarta, VIVA - Program 'Maghrib Mengaji' bagi anak-anak se-Jakarta yang digagas pasangan calon atau paslon Ridwan Kamil-Suswono jika memenangkan Pilgub Jakarta dapat dukungan. Program itu dinilai bagus dan mesti dilakukan dengan konsekuen.
Demikian disampaikan oleh Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur, dan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jakarta Agus Suradika.
“Ya, jika benar itu sangat bagus agar anak-anak Jakarta rajin mengaji. Kami setuju program salat berjemaah dan mengaji jika dilaksanakan secara baik dan konsekuen,” kata Gus Fahrur di Jakarta, dikutip pada Jumat, 18 Oktober 2024.
Sementara, Agus Suradika menuturkan tradisi lama di Jakarta yaitu pasca Magrib menjelang Isya biasanya anak-anak mengaji di surau.
"Dan, pernah dulu Wali Kota Jakarta Barat menginisasi itu. Tapi, karena lingkupnya mungkin hanya berupa edaran dari wali kota, program itu tidak berjalan maksimal,” ujar Agus di Jakarta, Kamis, 17 Oktober 2024.
Program Magrib Mengaji yang diinisiasi RK-Suswono sempat menuai polemik. Hal itu tatkala dikritisi rival yaitu duet Pramono Anung-Rano Karno yang menganggap RK-Suswono menjadikan agama sebagi alat kampanye.
Pramono lantas juga menyinggung RK-Suswono yang menggagas program wajib mengaji bagi anak sekolah. Dia mengatakan, Pilgub bukan bersifat keagamaan melainkan membangun Jakarta.
"Karena bagi kami yang namanya Pilgub ini bukan hal yang bersifat keagamaan, tetapi bagaimana membangun Jakarta," tutur Pramono di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta Utara, Sabtu, 28 September 2024.
Suasana Religius
Gus Fahrur bilang, suasana religius merupakan nilai yang penting dalam kehidupan manusia modern. Sebab, kitab suci mengajarkan nilai-nilai luhur yang perlu digunakan sebagai pedoman dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
“Pembentukan karakter dengan landasan akhlak moral keagamaan ini jauh lebih efektif dan efisien dibandingkan landasan lainnya,” ujar Gus Fahrur.
Lalu, Agus Suradika mengungkapkan pihaknya sudah sejak lama menyampaikan kepada pemerintah soal perlunya Magrib mengaji bagi anak-anak. Ia mendukung penuh bila RK mau mewujudkan dan menggalakkan program Magrib Mengaji di Jakarta.
“Saya kira kalau Pak Ridwan Kamil mau menginisiasi ini, itu akan baik sekali dan harus diformalkan ke dalam bentuk Pergub setidaknya. Syukur-syukur menjadi Perda,” tuturnya.
Menurut dia, dengan jadi Perda bisa mengikat semua untuk melaksanakan Magrib sampai Isya. Hal itu berlaku bagi yang muslim dengan wajib mengaji di rumah.
"Saya kira ini baik sekali menjadi concern juga Pemda DKI Jakarta, di mana warga Jakarta memang mayoritas beragama Islam,” kata Agus Suradika.
Menurut dia, memang bisa memunculkan kontroversi ketika orang menganggap pendidikan agama sebagai ranah privat. Dia bilang persoalannya masa depan anak-anak bangsa ini harus diperkuat dengan aspek spiritualitas yang tinggi.
Bagi dia, hal itu jadi kewajiban negara juga Pemda untuk memperkuat spiritualitas supaya warga Jakarta tetap bisa berinteraksi dengan kemajuan zaman.
“Jadi, argumen-argumen yang menolak itu barangkali karena memandang kok ini negara ngurusi domain privat," tutur Agus.