Sultan Nilai Tak Tepat Jika Kabinet Prabowo Dibilang Gemuk

Sultan B Najamudin
Sumber :
  • Dokumentasi DPD

Jakarta, VIVA - Ketua Dewan Perwakilan Daerah atau DPD RI, Sultan Najamudin, mengatakan banyaknya menteri dalam kabinet Prabowo-Gibran nanti, adalah untuk memastikan terwujudnya stabilitas politik dan persatuan nasional.

Sultan menilai, bangsa Indonesia terlalu besar dan kompleks untuk dikerjakan oleh satu atau dua kelompok. Atas dasar itu pula, Presiden terpilih Prabowo Subianto merasa harus melibatkan lebih banyak putra-putri terbaik bangsa. Dengan mempertimbangkan banyak variabel, baik latar belakang pendidikan, pengalaman, kewilayahan, dan afiliasi politik.

"Karena secara teori, dalam sistem presidensial tidak dikenal istilah koalisi apalagi oposisi politik," kata Sultan dalam keterangannya diterima awak media, Jumat, 18 Oktober 2024.

Belum Bertemu Prabowo, Megawati Hadiri Sidang Promosi Doktoral Hasto PDIP

Para Calon Menteri Prabowo Ikut Pembekalan di Padepokan Garuda Yaksa Hambalang

Photo :
  • Instagram/ Yusril Ihza Mahendra


Karena itu, Sultan mengapresiasi langkah Prabowo yang berani melakukan terobosan dan transformasi pemerintahan dengan menempatkan banyak putra-putri terbaik bangsa untuk memimpin kementerian dan lembaga negara.

Menurut dia, kabinet Prabowo memiliki visi dan filosofi pembangunan nasional yang solid dan komprehensif. Dengan demikian, menurutnya tidak tepat jika jumlah kementerian dan komposisi susunan kabinet Prabowo dikatakan gemuk.

Sultan mengklaim sempat berdiskusi secara pribadi beberapa waktu yang lalu dengan Prabowo, guna membahas kabinet di pemerintahan nantinya.

"Pak Prabowo memiliki caranya sendiri, yang saya kira sangat baik untuk menata pemerintahan yang tertib dan merekrut para menteri atau wakil menteri bertanggung jawab," ungkapnya.

Sultan berharap dengan komposisi kabinet yang kuat, solid, berintegritas, dan profesional akan terbentuk pemerintahan yang mampu bekerja secara otomatis.

Dengan begitu, kata dia, Prabowo nantinya bisa lebih banyak mengambil posisi strategis di panggung global, di mana diplomasi internasional Indonesia yang sudah cukup baik di era Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden RI Joko Widodo harus ditingkatkan hingga mencapai puncak tertinggi agar bangsa Indonesia disegani dunia.

Sultan juga menekankan, dalam situasi global yang semakin tak menentu seperti sekarang ini, sudah saatnya pemimpin Indonesia tampil dan lantang menyerukan perdamaian dan keadilan sosial di panggung internasional.

"Para pendiri bangsa melalui Pembukaan Undang-Undang Dasar, UUD 1945 telah mengamanahkan bangsa ini untuk aktif melaksanakan ketertiban dunia guna mewujudkan perdamaian abadi dan keadilan sosial," ujarnya.

Selain itu, menurutnya kecakapan diplomatik pemimpin nasional sangat dibutuhkan untuk menciptakan peluang kolaborasi, menumbuhkan kepercayaan pasar, dan menarik lebih banyak investasi ke dalam negeri.

Sultan percaya bahwa Prabowo mampu memainkan peran tersebut dengan kapasitas dan pengalaman yang dimiliki.

Dia pun mengajak semua tokoh bangsa harus bersatu tanpa pamrih untuk menciptakan suasana demokrasi yang sejuk dan stabil di tengah suasana gejolak geopolitik saat ini.

Dia pun berharap semua elemen bangsa, terutama semua tokoh politik nasional, akan mendukung proses transisi kepemimpinan dan mengawal jalannya pemerintahan yang datang.

"Kita harus bersatu dan guyub agar bangsa ini tumbuh secara mandiri dan berdaulat," imbuhnya.

Momen Prabowo Berikan Potongan Tumpeng ke Sjafrie Sjamsoeddin, Langsung Dibalas Hormat
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto

Antisipasi Demo saat Pelantikan Prabowo-Gibran, Polri Lakukan Ini

Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengungkap, pihaknya bakal mengantisipasi hal-hal yang bisa mengganggu jalannya pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI.

img_title
VIVA.co.id
18 Oktober 2024