Faisol Riza Ngaku Diutus Cak Imin Bantu Pemerintahan Prabowo

Waketum PKB, Faisol Riza usai menemui Presiden RI terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Yeni Lestari

Jakarta, VIVA – Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Faisol Riza mengaku diutus ketua umum partainya, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin untuk membantu pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Hal itu disampaikan Faisol usai dirinya menemui Prabowo di kediamannya di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Selasa, 15 Oktober 2024.

"Saya hanya menyampaikan bahwa saya diberikan tugas oleh Pak Prabowo dan Ketua Umum PKB Pak Muhaimin untuk membantu pemerintahan secara aktif. Mudah-mudahan tenaga, pikiran dan waktu yang saya punya bisa membantu pemerintahan yang akan datang," kata Faisol kepada wartawan.

Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Photo :
  • Yeni Lestari/VIVA.

Faisol sendiri enggan membocorkan posisi jabatan yang diberikan Prabowo kepada dirinya di pemerintahan mendatang.

"Soal posisi atau yang menjadi tugas saya itu Pak Prabowo yang akan mengumumkan," ungkap dia.

Di sisi lain, dalam pertemuan dengan Prabowo, Faisol mengaku membahas sejumlah hal. Salah satunya terkait situasi perekonomian masyarakat.

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin

Photo :
  • VIVA/Yeni Lestari
Kadin Indonesia Undang Prabowo Hadiri Rapimnas 29 November 2024

Dia menyebut, Ketua Umum Partai Gerindra itu ingin ekonomi masyarakat Indonesia tumbuh lebih tinggi di situasi saat ini.

"Diskusi secara umum mengenai situasi perekonomian masyarakat yang pak Prabowo punya konsen untuk ekonomi kita untuk tumbuh lebih tinggi di situasi sekarang. Kedua ingin semua masyarakat terlibat menerima manfaat,"jelas Faisol.

Timses Benarkan Surat Edaran Prabowo Ajak Pilih RK-Suswono: Dibuat di Masa Kampanye
Foto sampul buku Demokrasi dan Tatanan Global

Demokrasi dalam Arus Globalisasi: Negara Modern hingga Pemerintahan Kosmopolitan

The Economist menggambarkan situasi kegentingan demokrasi berlangsung secara sistemik di berbagai belahan dunia. Indonesia dikategorikan sebagai 'demokrasi yang cacat'.

img_title
VIVA.co.id
27 November 2024