Survei Pilkada Jatim: Elektabilitas Khofifah-Emil Tertinggi, Tapi Masih Belum Aman
- Dok. Istimewa
Jakarta, VIVA – Indonesia Political Survey & Consulting (Indopol Survey) melakukan survei terkait tingkat keterpilihan pasangan Calon Gubernur-wakil Gubernur Jawa Timur. Hasilnya menunjukkan jika Pilkada Jawa Timur dilaksanakan saat survei dilakukan dalam pertanyaan Top Of Mind hasilnya pasangan Khofifah Indar Parawansa – Emil Dardak memimpin dengan perolehan sebesar 32.25 persen.
Kemudian di posisi kedua ada pasangan Tri Rismaharini - K.H. Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) dengan perolehan elektabilitas 14.25 persen, posisi ketiga pasangan Luluk Nur Hamidah - Lukmanul Hakim sebesar 2.5 persen.
“Kondisi ini menunjukkan bahwa elektabilitas tiga pasangan calon ini masih dinamis sebab masih ada 50.63 persen pemilih yang belum menetukan sikap (undecide voter). Dimana pemilih yang belum menentukan sikap ini akan bisa merubah elektabilias semua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur nanti,” kata Direktur Eksekutif Indopol Survey Ratno Sulistiyanto, dalam keterangan yang diterima, Sabtu, 13 Oktober 2024.
Sementara dalam pertanyaan tertutup, elektabilitas pasangan Khofifah Indar Parawansa – Emil Dardak menang mutlak dengan perolehan suara sebesar 56,38 persen, disusul pasangan Tri Rismaharini - K.H. Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) sebesar 21,63 persen dan posisi ketiga pasangan Luluk Nur Hamidah - Lukmanul Hakim memperoleh 4,75 persen.
“Masih terdapat 17,25 persen masyarakat yang belum menentukan pilihannya,” ujarnya
Menurut Ratno dinamisnya elektoral pilkada di Jawa Timur ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya adalah dalam pertanyaan top of mind ada 50.63 persen masyakat Jawa Timur yang masih belum menentukan piliahannya. angka ini cukup besar meskipun dalam pertanyaan tertutup sudah mulai menurun hingga 17.25 persen.
“Faktor yang kedua, angka swing voter (yang masih bisa berubah) cukup besar yakni mencapai 47.63 persen dan angka strong voter masing-masing pasangan calon masih relative kecil yakni separuh dari yang memilih,” ujarnya
Dalam survei ini, kata Ratno, faktor pengubah swing voter ini karena alasan visi dan misi calon gubernur lain lebih baik dan jika akan mengubah pilihannya jika pasangan calon terbukti melakukan pidana korupsi. “Selain itu masyarakat Jawa Timur menilai masih ada waktu 1.5 bulan untuk menentukan pilihan dalam pilkada nanti,” kata Ratno
Survei ini dilakukan di 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur, menggunakan metode pengambilan sampel multistage random sampling. Jumlah responden sebanyak 800 orang dengan kriteria responden adalah warga Kampar yang berusia 17 tahun atau yang memiliki hak pilih dalam Pilkada.
Margin of error sebear ± 3,0 persen dengan selang kepercayaan sebesar 95%. dan dilakukan quality control secara berlapis, agar tidak ada kesalahan yang berarti dalam pengambilan sampel. Wawacara tatap muka dilakukan tanggal 29 September sampai dengan 5 Oktober 2024.