Ridwan Kamil Gagas Riverway Dinilai Realistis dan Bisa Diterapkan di Jakarta
- Tim Dokumentasi RIDO
Jakarta, VIVA – Ridwan Kamil punya keinginan untuk menjadikan sungai di Jakarta sebagai jalur transportasi atau riverway. Bisakah itu diwujudkan? Keinginan ini muncul saat debat perdana Pilgub Jakarta pada 6 Oktober 2024.
Namun janji untuk menjadikan sungai sebagai jalur transportasi di Jakarta, menuai pro dan kontra. Ada yang mencibir, tapi ada juga yang mengaku keinginan RK itu masih realistis.
"Gagasan dari cagub Ridwan Kamil realistis untuk dilaksanakan, karena semua sudah ada pengalamannya di masa lalu atau sekarang sedang berlangsung. Gagasan untuk membangun transportasi air itu sudah punya pijakannya pada masa Gubernur Sutiyoso," kata Ketua Inisiatif Strategis untuk Transportasi (INSTRAN), Darmaningtyas, Jumat 11 Oktober 2024.
Menurutnya, meskipun sudah ada gagasan namun tidak berjalan, tetapi ada dalam Pola Transportasi Makro atau PTM. Sehingga menurutnya ini tidak mengada-ada, punya landasan hukum, tinggal bagaimana mengimplementasikannya.
"Memang dibutuhkan investasi yang besar untuk membenahi Sungai di Jakarta. Tapi itu lebih baik sekaligus menjadi peluang untuk membenahi sungai-sungai di Jakarta agar terpelihara dengan baik," jelas Darmaningtyas.
Untuk menjadikan sungai sebagai riverway, menurutnya debit sungai harus memadai, juga stabil. Yakni alat transportasi harus stabil ketika melewati jalur sungai itu. Maka pengelolaan sungai harus optimal agar ketika kemarau datang maka debit air tetap stabil. Sedangkan saat musim hujan juga ala transportasi ini tetap berfungsi baik.
"Tapi ini mestinya untuk Jakarta tidak masalah karena debit air sebetulnya dapat dibuat, misalnya dengan membersihkan dan mengeruk sungai agar kedalamannya merata, lalu dikendalikan di pintu air agar saat kemarau tidak terjadi kekeringan, tapi saat penghujan tidak meluber. Kanan kiri sungai dibersihkan, sehingga menjadi lingkungan yang tertata rapi dan menarik. Ini juga dapat membuka lapangan kerja baru," ungkap Darmaningtyas.
Juru Bicara Ridwal Kamil-Suswono (RIDO), Bernardus Djonoputro, mengatakan konsep ini bukan hal baru bagi kota utama di dunia. Yakni mengelola sungai dan bisa difungsikan untuk berbagai aktivitas termasuk transportasi dan wisata.
"Definisi transportasi disini bisa penyeberangan, point to point yang menyambungkan halte Transjakarta (transit), atau wisata telusur sungai. Prasyarat utama tentu sungai yang normal. Kita akan prioritaskan dari 13 sungai yang melewati Jakarta, mana yang bisa di lalui. Jakarta sangat potensial," jelasnya.
Jelasnya, nanti akan disiapkan room river atau ruang sungai. Sungai akan di normalkan sesuai alaminya. Dengan begitu bisa menjadi tempat berbagai kegiatan, tumbuhan ditanam rapi juga dilengkapi pedestrian. Maka pendekatannya harus terintegrasi, hulu ke hilir.
"Beberapa sungai di Jakarta dapat dipakai sebagai waterway, contohnya Kanal banjir timur, ini saluran lebar antara 100-300 meter, tergantung lokasinya, sedangkan lebar bantaran kali masing-masing 18 meter di sisi kiri dan kanan saluran. Kanal ini memiliki karakteristik lurus, panjang dan dalam. Ini potensial untuk Wisata air selain transportasi. Sungai pun akan terpelihara lebih bagus kalau untuk tranportasi," jelas Bernardus.
"Demikian juga Ciliwung tengah, dari selatan sampai Cijantung dan Condet. Banjir Kanal Barat, rute Tanah Abang, Halimun, Manggarai. Berpotensi asri," sambungnya.
Jelas Bernadus, Tim teknis RIDO, mengaku sejumlah kendala seperti sampah dan debit air yang tidak pasti. Untuk ini, dilakukan kajian secara mendalam.
"Hal ini untuk antisipasi resiko hujan debit air bisa melewati batas atas ketinggian air untuk pengoperasian kapal. Ketika tidak hujan debit airnya justru berada di bawah batas. Saya optimis, bahwa di jamannya Ridwan Kamil, sungai, terutama beberapa bagian BKT, dan Sungai Ciliwung Tengah akan dipergunakan baik transportasi maupun wisata," pungkasnya.
Sebelumnya, Ridwan Kamil mengaku yakin bisa merealisasikan janji itu bila nanti bisa memenangkan Pilkada Jakarta.
RK menjelaskan bahwa gagasan transportasi sungai sudah ada sejak era kepemimpinan Sutiyoso, Gubernur Jakarta periode 1997-2007. Bahkan dia menyebut sudah ada studi ilmiahnya. Setidaknya, jelas dia, tiga ruas titik yang bisa dilalui riverway sepertiBanjir Kanal Timur (BKT), Banjir Kanal Barat (BKB), dan Ciliwung.
“Studi ilmiah sudah ada minimal di tiga ruas BKT, BKB, dan Ciliwung," jelas dia.