Rano Karno Bilang Pembangunan Transportasi Riverway Tak Realistis, RK: Tunggu Tanggal Mainnya

Calon gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Jakarta, VIVA – Wacana pembangunan transportasi sungai atau riverway di Jakarta yang diusulkan oleh calon gubernur (cagub) Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil (RK), mendapat kritik dari calon wakil gubernur (cawagub) Jakarta nomor urut 3, Rano Karno

Jaga Kondusifitas, Pramono Ajak Semua Pihak Legowo Terima Hasil Pilkada

Menurut Rano, gagasan tersebut dinilai tidak realistis mengingat kondisi sungai di Jakarta saat ini.  Namun, RK menanggapi kritik tersebut dengan tegas dan menyatakan bahwa gagasannya bukan hanya sekedar ide, melainkan telah didukung oleh kajian ilmiah yang matang.

RK menekankan bahwa studi terkait riverway sudah dilakukan secara ilmiah, dan ia siap mempublikasikan hasilnya dalam waktu dekat.

Bukan Cuma Mobil Curhat, RK Beberkan Sejumlah Jurus Tangani Stres Warga Jakarta

Cagub Jakarta nomor urut 01, Ridwan Kamil di kawasan Kemang, Jakarta Selatan

Photo :
  • VIVA.co.id/Yeni Lestari

“Sudah ada studi secara ilmiah, nanti saya posting aja,” ujar RK kepada wartawan saat ditemui di Jakarta Barat pada Kamis 10 Oktober 2024.

Jokowi Dukung RK, Hasto: Justru Dapat Reaksi Negatif dari Publik, Pramono Bisa Menang 1 Putaran

Menurutnya, ide ini bukanlah hal baru karena sudah pernah diusulkan oleh mantan Gubernur Jakarta, Sutiyoso. 

RK menekankan bahwa ide riverway telah dipertimbangkan sejak lama dan studi yang mendukung proyek ini telah meliputi tiga sungai besar di Jakarta, yakni Banjir Kanal Timur (BKT), Banjir Kanal Barat (BKB), dan Ciliwung.

Lebih lanjut, RK menegaskan bahwa kritik terhadap gagasannya seharusnya didasarkan pada fakta yang komprehensif. 

“Kalau dibilang tidak realistis, tunggu tanggal mainnya,” kata RK sambil mengisyaratkan bahwa realisasi transportasi sungai akan membuktikan bahwa gagasan ini bisa diterapkan di Jakarta.

Sebagai informasi, ide riverway ini pertama kali dipaparkan RK dalam debat publik yang digelar pada Minggu 6 Oktober 2024.

Dalam debat tersebut, RK menjelaskan bahwa pembangunan riverway merupakan bagian dari rencananya untuk mengatasi kemacetan di Ibu Kota. 

Ia menyebutkan bahwa setidaknya ada 13 sungai di Jakarta yang berpotensi untuk dijadikan jalur transportasi air, salah satu solusi alternatif yang dinilai dapat mengurangi beban jalan raya.

Namun, Rano Karno melihat rencana tersebut dari sudut pandang yang berbeda. Pada kesempatan sebelumnya, Selasa 8 Oktober 2024, Rano menyampaikan kritiknya bahwa kondisi fisik sungai di Jakarta saat ini tidak memungkinkan untuk pembangunan jalur transportasi air. 

“Sebenarnya ini bukan konsep baru, tapi soal realistis atau tidak. Maaf, kayaknya enggak mungkin,” ujar Rano di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Rano menyoroti masalah utama yang dihadapi sungai-sungai di Jakarta, yaitu pendangkalan dan penyempitan yang telah terjadi selama bertahun-tahun. 

Ia menilai, tanpa upaya serius untuk memperbaiki kualitas sungai, sulit untuk mewujudkan ide transportasi sungai. 

Selain itu, Rano juga menyoroti keberadaan jembatan-jembatan di Jakarta yang sebagian besar memiliki desain yang lurus, bukan melengkung. 

Hal ini dipandangnya sebagai hambatan signifikan bagi riverway, karena jembatan-jembatan tersebut bisa menghalangi kapal-kapal atau perahu yang akan melintas.

Kritik Rano mencerminkan kekhawatiran praktis mengenai infrastruktur sungai di Jakarta yang perlu dibenahi terlebih dahulu sebelum memikirkan pengembangan riverway

Menurutnya, selain sungai yang dangkal, kapasitas sungai yang sempit juga mengharuskan adanya pelebaran dan pengerukan yang signifikan, serta redesain jembatan agar transportasi sungai bisa berjalan lancar. 

“Banyak jembatan di Jakarta itu lurus, jadi kalau kapal besar lewat akan sulit,” tambah Rano.

Terlepas dari kritik yang disampaikan Rano, RK tetap yakin bahwa dengan perencanaan yang tepat dan kajian ilmiah yang kuat, proyek riverway di Jakarta bisa diwujudkan. 

Warga Jakarta tentunya menantikan realisasi gagasan ini, yang diharapkan dapat menjadi solusi inovatif dalam mengatasi kemacetan yang sudah menjadi masalah kronis di Ibu Kota.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya