Pengacara Masinton PDIP Polisikan Waka DPRD Tapteng: Sudah Lah, Sudahi Semua Sandiwara Itu

Tim Penasehat Hukum Masinton Pasaribu, saat membuat laporan ke Polda Sumut.(istimewa/VIVA)
Sumber :
  • VIVA.co.id/B.S. Putra (Medan)

Medan, VIVA – Tim penasihat hukum pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Tapanuli Tengah atau Tapteng, Masinton Pasaribu-Mahmud Efendi (MAMA) melaporkan Wakil Ketua DPRD Tapteng Camelia Neneng Susanti Sinurat. Selain Camelia, Anggota DPRD Tapteng Arimitara Halawa juga dipolisikan.

Pramono Anung Cerita Gus Dur-Megawati Aslinya Tak Akur, Rujuk Gara-gara Nasi Goreng

Tim penasihat Hukum MAMA, melaporkan Camelia dan Arimitara ke Polda Sumut, Selasa 8 Oktober 2024. Laporan itu teregister dengan nomor : STTLP/B/1398/X/2024/SPKT/POLDA SUMATERA UTARA.

Dalam laporan itu, Arimita dan Camelia Neneng diduga menyebarkan informasi bohong atau hoax kepada publik. Informasi itu disampaikan melalui pemberitaan di media massa yang dinilai merugikan Masinton Pasaribu.

Haris Rusly Moti: PPN 12 Persen Produk PDIP Sebagai Ruling Party

"Kita resmi melaporkan Bapak Arimitara Halawa dan Ibu Camelia Neneng. Karena kita menduga telah menebar berita bohong atau hoax yang mengakibatkan pencemaran nama baik Masinton Pasaribu yang saat ini maju sebagai calon Bupati Tapanuli Tengah," kata tim penasihat MAMA, Joko Pranata Situmeang.

Joko mengatakan informasi yang disampaikan Arimitara tak sesuai dengan fakta. Dalam informasi diduga hoax itu, disebut baju Camelia Neneng ditarik Masinton hingga kancing bajunya copot di tempat kuliner Durian, Kota Medan.

KPU: Idealnya Kepala Daerah Dilantik Setelah 13 Maret 2025

"Itu berita kita duga, sengaja didramatisir. Katanya bajunya di tarik hingga kancing baju lepas. Padahal, di sana banyak saksi yang melihat kejadian," jelas Joko Pranata. 

"Tidak ada kancing yang lepas. Makanya kita melaporkan ibu Neneng ini," lanjut Joko.

Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Tapteng, Masinton Pasaribu-Mahmud Effendi Lubis.

Photo :
  • Instagram Masinton.

Joko menyampaikan di lokasi kuliner, banyak saksi mata melihat. Kata dia, justru tak ada saksi yang melihat Masinton menarik baju Camelia. 

Dia pun heran bila hanya kancing baju ditarik tapi yang bersangkutan malah sampai dirawat di RSUD Pirngadi Medan. Ia menyindir akting Camelia Neneng kurang rapih.

"Aktingnya kurang rapih, karena di TKP ada Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut, Pak Rapidin Simbolon, ibu Sorta Siahaan, ibu Sarma Hutajulu, Disman Sihombing, Dennis Simalango dan masih banyak lagi," jelas Joko. 

"Tapi, kok bisa ya kancing baju katanya copot, tapi orangnya opname. Sudah lah, sudahi semua sandiwara itu karena dapat merugikan diri sendiri," tutur Joko dengan nada keras.

Untuk diketahui, Camelia Neneng merupakan Bendahara DPC PDIP Kabupaten Tapteng. Sementara, Arimitara adalah anggota DPRD Kabupaten Tapteng dari Fraksi PDIP. 

Insiden sebelumnya saat Arimitara Halawa baru selesai mengikuti Rakerdasus digelar oleh DPD PDIP Sumut di Hotel Adimulia, Medan, Minggu 6 Oktober 2024.

Setelah itu, mereka mendatangi kuliner durian di Kota Medan pada malam harinya. Kemudian, di tempat kuliner itu, mereka bertemu Masinton. 

"Jadi, sepulang Rakernas kami pergi ke bolang durian. Kami ke situ makan durian. Karena sudah malam, kami pamitan mau pulang, di situ ada Pak Masinton, ada sekretaris PDIP Tapteng," kata Arimitara, di RSUD Pirngadi Medan, Senin 7 Oktober 2024.

Singkat cerita, ketika itu Camelia pamit pulang. Lalu, Masinton memanggil beberapa  kader PDIP dan menuding mereka tak mendukung pencalonannya jadi calon Bupati.

"Pak Masinton kemudian memanggil kami 'sini dulu kalian'," ujar Arimitara meniru omongan Masinton. 

"Setelah kami datang, kami ditanyai 'kenapa kamu tidak tegak lurus' dia tanya sama saya. Kenapa pak, saya bilang, 'nggak usah kau bawa-bawa lambang PDIP itu kalau kau tak mau jujur'," tutur Arimitara. 

"Siap pak saya salah. Saya bilang gitu," lanjut Ari. 

Ari mengatakan saat itu Masinton minta korban untuk buka seragam PDIP yang dikenakan bila tak tegak lurus dalam perintah partai.

"Ibu Camelia ini di datangi sama pak Masinton sambil bertanya, 'kenapa kau tidak tegak lurus', 'buka baju mu itu, kalau kau tak mau tegak lurus', katanya sambil mencengkeram bajunya (korban) sampai putus kancing baju itu," jelas Arimitara.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya