Ini Pernyataan Prabowo Subianto untuk Kesejahteraan Hakim di Indonesia

Presiden RI terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 25 September 2024
Sumber :
  • VIVA.co.id/Yeni Lestari

Jakarta, VIVA - Wakil Ketua DPR RI yang juga Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad yang tengah menerima audiensi dari Solidaritas Hakim Indonesia (SHI) di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa, 8 Oktober 2024, secara tiba-tiba menelepon calon presiden terpilih Prabowo Subianto

Wapres Gibran Sebut Kunci di Kabinet Merah Putih Ada di Muhammadiyah

Para hakim itu datang ke DPR untuk mengeluhkan rendahnya kesejahteraan yang diterima para “wakil tuhan” itu di Tanah Air. Prabowo pun menyampaikan pandangannya melalui telepon yang didengarkan bersama-sama di hadapan para hakim.  

"Ini ada perwakilan hakim. Mohon izin bicara, Pak," kata Dasco menelepon Prabowo. 

Tom Lembong Ngaku Sampai Detik Ini Masih Belum Tahu Perbuatan yang Jadikan Dirinya Tersangka

Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad di kawasan Plataran, Senayan, Jakarta Pusat

Photo :
  • VIVA.co.id/Yeni Lestari

Para audiens pun langsung bertepuk tangan mendengar suara Prabowo mengucapkan salam.

Jadi Pilihan Prabowo, Ahmad Ali-AKA Pastikan Pembangunan Infrasuktur yang Merata Ketika Menang

Sambungan telepon itu kemudian didekatkan ke speaker oleh Dasco.

Berikut pernyataan Prabowo melalui sambungan telepon tersebut: 

Saudara-saudara sekalian, saya diberi tahu oleh Profesor Dasco bahwa ada pertemuan antara saudara-saudara perwakilan dari para hakim dengan pimpinan DPR.

Saya memang menaruh perhatian yang sangat besar, sudah sejak lama, terhadap para hakim. Saya berpendapat bahwa yudikatif kita harus sangat kuat dan karena itu pendapat saya dari dulu, saudara boleh cek di semua pidato saya di berbagai…juga tulisan saya, saudara bisa dipelajari rekam jejak saya, ucapan-ucapan saya, saya sangat berpendapat bahwa para hakim harus diperbaiki kualitas hidupnya dan harus dijamin supaya para hakim itu sangat mandiri, dan bisa menjalankan tugas sebagai hakim dengan sebaik-baiknya.

Karena itu dari dulu rencana saya ingin memperbaiki remunerasi penghasilan para hakim supaya menjadi sangat baik. Itu pandangan saya dari dulu. Dan ini bukan janji, karena kampanye sudah selesai. Jadi saya enggak perlu janji-janji. Tapi ini adalah keyakinan saya. Jadi saya minta para hakim sabar sebentar, iya kan, begitu saya memang menerima estafet, saya menerima mandat, dan saya menjalankan, saya benar-benar akan memperhatikan para hakim. 

Karena supaya negara kita bisa hilangkan korupsi, para hakim yang tidak boleh yang bisa disogok, para hakim tidak bisa dibeli, para hakim harus terhormat, para hakim harus mendapat perhatian dari negara, penghasilan yang memadai sehingga dia punya harga diri yang sangat tinggi dan dia tidak perlu untuk cari tambahan, itulah tekad saya, itulah keyakinan saya, untuk itu saya mohon bantuan saudara-saudara, marilah kita bersatu, kita benahi negara kita, kita yakinkan semua orang, semua pihak, apalagi mereka yang menerima fasilitas dari negara, para pengusaha-pengusaha besar itu bisa bayar pajak, bayar kewajiban mereka dengan sebaik-baiknya.

Kita semua harus bahu-membahu, yang kuat bantu yang lemah, yang lemah, kita harus bersatu jadi negara kita akan sama-sama akan bangkit, sama-sama akan makmur.

Saya kira itu para hakim yang saya hormati. Mohon sabar. Saya juga kaget saya mendengar kondisi kalian, tapi saya sudah merencanakan bagaimana kita memperbaiki kondisi kalian. Saya kira itu dulu sementara, saudara-saudara, pada saatnya nanti saya bisa minta waktu untuk saya bisa tatap muka dan bicara langsung dengan saudara-saudara.

Jadi, percayalah bahwa kunci dari negara yang maju, negara yang baik, dari negara yang bebas korupsi adalah hakim-hakim harus tidak boleh dibeli orang. Oleh karena itu hakim-hakim harus kuat dan kondisinya harus yang terbaik yang bisa kita bikin. Itu tekad saya. Sampai saya mengatakan, apa yang saya pelajari dari luar negeri, itu dari segi protokol kenegaraan, lord chief justice, dari Inggris itu berjalan langsung di belakang kepala negara. Di belakang raja. Jadi di depan Perdana menteri, jadi itulah demikian pentingnya mereka memandang yudikatif. Jadi demikianlah, marilah kita sama-sama memperbaiki negara kita.

Terima kasih. Wassalamualaikum. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya