Hasto PDIP: Edy Rahmayadi Pasukan Terdepan Jika Perang, bukan Bapaknya di Depan
- VIVA.co.id/B.S. Putra (Medan)
Medan, VIVA – Calon Gubernur Sumatera Utara nomor urut 2, Edy Rahmayadi merupakan sosok pemimpin dengan karier dari bawah dan merintis, bukan bukan pemimpin merintis karier atas. Sehingga, mantan Pangkostrad itu diyakinkan akan memenangkan Pilkada Sumatera Utara 2024.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto. Hasto menceritakan sosok Edy Rahmayadi berkarir sebagai prajurit TNI, saat memberikan kata sambutan di Rapat Kerja Daerah Khusus (Rakerdasus) Pemenangan Pilkada Serentak 2024 PDI Perjuangan Sumatera Utara di Kota Medan pada Minggu, 6 Oktober 2024.
"Beliau ini sosok pemimpin yang digembleng dari bawah, karena kecenderungan ada pemimpin yang maunya dari atas," ucap Hasto.
Hasto mengatakan Edy Rahmayadi menjadi prajurit TNI, dengan meniti karier sebagai anggota TNI yang paling terdepan mengamankan negara ini. Sehingga, jabatan diraih Gubernur Sumatera Utara periode 2018-2023, itu bukan karena orang tua maupun menantunya.
"Beliau adalah prajurit sejati infanteri. Infanteri ini pasukan perang terdepan. Jadi kalau berperang, infanteri ini terdepan. Bukan bapaknya yang di depan saudara saudara," kata Hasto.
Hasto mengatakan Edy Rahmayadi memiliki jiwa pemimpin yang diraih dengan sukses saat menjabat Pangdam I Bukit Barisan, hingga dipercaya menjadi Pangkostrad pada tahun 2018 menggantikan Jenderal Mulyono.
"Beliau ini menjadi Pangkostrad, Panglima Komando Strategi. Jadi infanteri ini dikatakan queen of the battle, bayangkan kehormatannya di situ dan beliau jadi Pangkostrad itu menggantikan Pak Letnan Jenderal TNI Mulyono, betul pak? Jadi spesialis pengganti Mulyono dan keluarganya," kata Hasto.
Namun, Hasto tidak mendetailkan keluarga Mulyono yang dimaksud. Padahal, istilah Mulyono itu kerap diidentikkan dengan nama kecil Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sedangkan, menantunya adalah Bobby Nasution menjadi rival Edy Rahmayadi di Pilgub Sumatera Utara 2024 ini.
"Jadi ada Mulyono keluarga, beliau ini spesialis (menggantikannya). Ini biodatanya (ada) kalau tidak percaya silakan lihat di google. Beliau menjadi Pangkostrad itu menggantikan Letnan Jenderal Mulyono, spesialis mengganti Mulyono dan keluarganya," sebut Hasto.
Usai acara, Hasto ditanya wartawan siapa keluarga Mulyono yang diceritakan tersebut. Ia mengaku hanya membaca riwayat, Edy menjadi Pangkostrad saja. "Ya itu kan biodatanya kan seperti itu," tutur Hasto sembari tersenyum.