PDIP: Kalau Tidak Ada Halangan, Mbak Puan untuk Kedua Kalinya Pimpin DPR
- Istimewa
VIVA, Jakarta - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Said Abdullah mengatakan Puan Maharani diperkirakan akan kembali memimpin Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI periode 2024-2029.
Said mengatakan demikian karena menyesuaikan aturan yang berlaku yaitu Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2019 tentang MPR, DPR, DPD (UU MD3).
"Dari PDIP sesuai dengan UU MD3 insya Allah kalau tidak ada aral. Tidak ada halangan, tidak ada hambatan, Mbak Puan Maharani untuk kedua kalinya memimpin DPR RI," kata Said di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 1 Oktober 2024.
Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah
- ANTARA
Sementara, terkait dengan posisi Wakil Ketua DPR RI, Said menyebut Sufmi Dasco Ahmad akan tetap menjadi pimpinan dari Fraksi Gerindra.
"Sekelumit tentu dari Gerindra Pak Dasco. Golkar nampaknya menurut hemat saya yang saya dengar Adies Kadir. Dari Nasdem saya dengar juga ada Saan Mustofa. Dan, dari PKB mantan ketua Komisi 6 Adinda Reza," jelas dia.
Tak Ada Revisi UU MD3
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menyampaikan pihaknya tak akan merevisi UU MD3. Dengan demikian, Ketua DPR periode 2024-2029 akan tetap dijabat kader PDIP. Sebab, status PDIP adalah partai pemenang Pileg 2024
“Ya kan kita sudah sama-sama tahu bahwa dalam periode ini tidak ada perubahan UU MD3,” kata Dasco di Jakarta, Senin, 30 September 2024.
Dia bilang penentuan ketua hingga para pimpinan DPR tetap mengacu UU berlaku. Dasco pun menegaskan pemenang Pileg 2024 yang mendapat jatah posisi Ketua DPR RI.
“Ya, tentunya kalau melihat UU MD3 paket pimpinan itu sudah diatur dengan ketentuan paket pimpinan pemenang. Satu kedua ketiga keempat dan kelima yang akan diusulkan masing-masing fraksi nama-namanya dan langsung ditetapkan,” tutur Dasco.
Diketahui, masa jabatan anggota DPR RI periode 2019-2024 berakhir Senin kemarin, 30 September 2024. Sementara, Anggota DPR periode 2024-2029 akan dilantik Selasa hari ini.
Merujuk hasil rekapitulasi nasional, PDIP meraih suara dengan 25.387.279. Kemudian, disusul Golkar dengan mendapat 23.208.654 suara. Lalu, Partai Gerindra dengan 20.071.708 suara.
