Paham Dapur Presiden 2 Periode Jadi Modal Pramono Anung Pimpin Jakarta
- Youtube Kahfeveryday
Jakarta, VIVA - Calon Gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung mengklaim dirinya mampu memimpin Jakarta karena telah menjadi Sekretaris Kabinet (Seskab) pemerintahan Jokowi selama dua periode.
Hal tersebut diungkapkan Pramono Anung dalam acara bertajuk Jakarta Forward #dicukurandy: 3 Calon Gubernur Jakarta yang diadakan di Indonesia Arena, GBK, Sabtu, 28 September 2024.
Acara tersebut dibawakan oleh Andi F Noya. Ia melempar pertanyaan kepada tiga pasangan calon gubernur Jakarta, kenapa anda layak dipilih untuk menjadi pemimpin Jakarta?
"Sebagai penjaga dapur presiden selama dua periode, saya memahami dan tahu persoalan Jakarta. Maka kenapa, setelah maju jadi calon gubernur Jakarta, saya dengan cepat belajar jadi apa persoalan di Jakarta," kata Pramono.
Pramono sadar bahwa salah satu masalah utama yang harus diselesaikan di Jakarta ialah lapangan pekerjaan. Ia mengatakan bahwa setiap pemimpin harus membuka ruang bagi warganya untuk memperoleh kerja.
"Persoalan di Jakarta dalam perspektif anak muda paling utama adalah soal lapangan kerja. Sehingga lapangan kerja inilah yang harus dibereskan siapapun yang menjadi gubernur di Jakarta pada saat ini," ujar dia.
Salah satu cara pemimpin membuka lapangan pekerjaan, kata Pramono, adalah dengan membuka inovasi baru dengan cara mengadakan job fair di setiap kecamatan selama tiga bulan sekali.
"Melakukan inovasi baru, membuka job fair pada setiap tiga bulan di kantor-kantor kecamatan. Membuka ruang semuanya sudah masuk dalam sistem yang namanya JAKI," katanya.
Pramono juga mengaku bakal mengatasi masalah polusi udara dan kemacetan di Jakarta. Ia pun mengklaim tahu bagaimana mengatasi masalah polusi dengan cara tak menggunakan bahan bakar pertalite.
"Maka kalau saya menjadi gubernur, karena pengalaman yang ada, saya tahu bagaimana cara menyelesaikan (polusi udara dan kemacetan). Kita punya pengalaman ketika KTT ASEAN pada waktu itu, udara polusi ditekan sampai dengan lebih rendah ambang batas," kata Pramono.
"Bagaimana caranya? Satu, yang digunakan pengendara bermotor tidak lagi menggunakan (bahan bakar) penyumbang polusi seperti pertalite," imbuhnya.