Kejar 10 ribu Wirausahawan Baru, Cawagub Sulteng AKA Ajak Anak Muda Nongkrong Bareng

Cagub-cawagub Sulawesi Tengah, Ahmad Ali - Abdul Karim Aljufri
Sumber :
  • Istimewa

Sulawesi Tengah, VIVA – Gagasan baru dilontarkan cawagub Sulawesi Tengah, Abdul Karim Aljufri atau AKA, untuk anak muda di wilayahnya. Yakni membangun sentra kreatif untuk menjadi wadah komunitas anak muda mengembangkan kreatifitas dengan program mencetak 10 ribu wirausaha.

Lagu Jadul Ivo Nelakhrisna Diremake Riri Moeya Versi Modern, Kisahnya Relate ke Generasi Muda

“Kelak ketika kak Ahmad Ali (cagub) dan saya dipercaya warga Sulteng untuk memimpin, saya mengundang dan mengajak anak-muda Sulteng untuk “nongkrong bareng” di sentra kreatif, untuk berdiskusi, berkolaborasi bersama melahirkan kebijakan dan menjadi bagian dari 10 ribu wirausahawan baru,” ujar AKA, dikutip Rabu 25 September 2024.

Pada Pilkada Sulawesi Tengah, pasangan Ahmad Ali – Abdul Karim Aljufri mendapatkan nomor urut 1. Politisi yang juga Koordinator Regional Sulawesi DPP Gerindra itu menjelaskan, sentra kreatif itu berfungsi banyak. Seperti menyediakan data kebijakan pemerintah daerah, potensi di Sulteng untuk usaha, akses permodalan, incubator bisnis, mentoring bahkan termasuk pelatihan wirausaha baru. 

Budi Gunawan Sebut 8,8 Juta Orang Main Judi Online, Anak Muda Paling Banyak

Juga menjadi akses investasi dan dana hibah, agar memudahkan investasi swasta hingga startup. Infrastruktur dan fasilitas pusat kreatif dan co-working space, yaitu ruang kerja bersama dan fasilitas teknologi. Ini untuk mendukung pengembangan anak muda.

"Ide-ide hebat akan lebih banyak muncul. Di sentra ini akan kita hadirkan juga anak muda yang ahli di bidang content creator, fotografer atau videographer, reseller online shop, pemilik usaha makanan atau minuman kekinian. Ini bisa diserap anak muda yang kumpul, dan menciptakan lapangan kerja yang sesuai generasi mereka," kata AKA.

Eks Ketua Cipayung Bakal Gaet Pemilih Anak Muda untuk Menangkan Luthfi-Yasin di Pilgub Jateng

Bonus demografi di Sulteng menurutnya yang melahirkan gagasan menjadikan anak muda wirausaha tersebut. Menurutnya ini menjadi keuntungan bagi Sulawesi Tengah dengan memanfaatkan bonus demografi.

Sebab dengan jumlah tenaga produktif yang besar, kalau dimanfaatkan dengan baik dapat memberikan timbal balik besar untuk kemajuan ekonomi Sulteng. Dukungan yang tepat oleh pemerintah daerah, menurutnya bisa membuat generasi yang cerdas dan produktif, serta kontributif untuk daerah dan bangsa ke depannya.

“Tantangan lain yang terbesar di depan mata adalah sekitar 85 juta lapangan pekerjaan kemungkinan hilang pada tahun 2025 imbas kehadiran kecerdasan buatan (artificial intelligence) atau otomasi di berbagai sektor. Saya mengajak anak muda Sulteng bergandengan tangan menghadapi itu,” ujarnya.

Keberadaan ini membuat lapangan kerja hilang, seperti yang dijelaskan oleh Presiden Jokowi yang menggunakan data dari prediksi Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) tahun 2020 dalam laporan Survei Pekerjaan Masa Depan.

Lebih lanjut dijelaskannya, dia menjamin transformasi tata kelola pemerintahan yang amanah, reformasi birokrasi dan digitalisasi. Apalagi dengan ide membangun anak muda yang kreatif itu.

Penganggaran dan akuntabilitas birokrasi yang bertransformasi dari uang mengikut fungsi atau money follow function, menjadi uang mengikuti program atau money follow program, program mengikuti hasil atau program follow result, dan hasil mengikuti keahlian atau result follow talent.

“Tidak ada lagi ide, gagasan, inovasi anak muda yang bagus tapi mereka kemudian“bingung” duitnya dari mana dan harus kemana. Mindset itu yang kami ingin rubah. Anak muda butuh kecepatan, efisiensi dan efektivitas ruang untuk merealisasikan idenya, usahanya. Penggangaran money follow program jadi solusi,” tegasnya.

Agar tercipta 10 ribu wirausahawan baru di Sulawesi Tengah, butuh percepatan dan pemerataan pembangunan. Baik itu jalan, jembatan, dan pengairan, percepatan, peningkatan konektivitas darat dan perairan antar wilayah kabupaten, padat karya pemeliharaan jalan provinsi.

“Semua usaha butuh infrastruktur jalan yang baik, konektivitas yang baik. Karena ini semua berkaitan dengan kecepatan pelayanan, penghematan biaya operasional dan lainnya. Semakin baik infrastruktur, semakin cepat berkembang lini lini usaha yang ada,” jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya