SBY-Jokowi Kompak Dukung Prabowo, Pengamat: Jadi Tradisi Baik Pemimpin Bangsa

Presiden RI Joko Widodo dan presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono sepakat untuk mendukung penuh kepada pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto, usai keduanya bertemu di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu, 21 September 2024.
Sumber :
  • ANTARA/Mentari Dwi Gayati

Jakarta, VIVA – Pengamat politik sekaligus peneliti Populi Center Usep S. Ahyar merespon pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden RI ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beberapa waktu lalu. 

Zulhas Tegaskan Indonesia Tak Impor Beras pada 2025, Ada Tapinya

Diketahui, pada pertemuan tersebut, Jokowi dan SBY sepakat mendukung penuh pemerintahan ke depan di bawah kepemimpinan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka.

[dok. YouTube Sekretariat Presiden]

Photo :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Anindya Supports Prabowo’s Call for Entrepreneurs to Aid Students

Menurut Usep, pertemuan dua tokoh pemimpin bangsa ini dinilai sebuah sejarah dalam perjalanan kepemimpinan Indonesia. Keduanya, menunjukkan sikap negarawan sejati yang mengingingkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Adapun dukungan Jokowi dan SBY yang notabene mantan presiden ke-6 itu merupakan suatu hal yang positif bagi pemerintahan Prabowo-Gibran ke depan.

Jokowi Dukung RK, Hasto: Justru Dapat Reaksi Negatif dari Publik, Pramono Bisa Menang 1 Putaran

“Ketiga tokoh ini, Jokowi, SBY dan Prabowo secara politik dalam kerangka ketemu dalam satu kepentingan, saling mengokohkan. Pak SBY ikut tergabung koalisi, Jokowi ingin pemerintahannya soft landing dan Prabowo ingin mengkonsolidasi partai di pemerintahannya menjelang dilantik menjadi presiden,” ujar Usep, Rabu, 25 September 2024.

Usep menambahkan pernyataan dukungan Presiden Jokowi dan SBY saat bertemu di Istana Merdeka belum lama itu pastinya semakin memantapkan dukungan politik, khususnya dari Partai Demokrat yang sejak Pilpres 2024 lalu sudah tergabung di Koalisi Indonesia Maju (KIM).

“Pemerintahan Prabowo dikokohkan dengan adanya pertemuan itu,” ucapnya.

Sementara dari sisi yang lain, Usep menuturkan dukungan dari SBY dan Presiden Jokowi kepada penerusnya ini harus dijadikan tradisi dan contoh yang baik untuk saling mendukung membangun Indonesia. 

Karena menurutnya situasi politik menjadi lebih kondusif dan masyarakat melihat ini senang sebab pemimpinnya akur dan saling mendukung.

“Kalau dari sisi yang lain, saya kira baik-baik saja ketemu ya ini akan positif di mata masyarakat, bahwa ngasih contoh yang baik. Secara psikologis masyarakat biasanya senang melihat elit-elitnya akur,” paparnya.

Meskipun kata Usep, dalam politik pasang surut antar elit atau tokoh sering terjadi karena perbedaan kepentingan, namun seharusnya mampu dikelola dengan baik agar tidak terjadi konflik yang bisa merugikan masyarakat.

“Tapi dalam politik itu yang natural pasti akan ada berbeda kepentingan, bisa saja berseberangan kepentingan dan itu biasa saja, tidak ada yang menyangka antara Pak Jokowi dengan Bu Mega tiba-tiba di akhir kepemimpinannya juga bersimpangan jalan. Pak SBY juga kan begitu ada pasang surutnya dengan Pak Jokowi hal yang wajar,” ungkapnya.

Menurut Usep, yang penting ialah pemerintahan Prabowo – Gibran ini bisa mengelola dengan efektif segala kepentingan politik dengan baik dan pastinya menguntungkan bagi masyarakat.

Banyaknya partai politik yang tergabung di pemerintahan ke depan, menjadi tantangan bagi Prabowo untuk mengorkestrasi dengan baik agar tidak sibuk mengelola konflik elit, tapi mengurai permasalahan masyarakat.

“Tantangannya pengelolaan berbagai kepentingan yang banyak itu artinya mengelola kepentingan yang banyak itu juga tantangan, jumlah kementerian ditambah, tidak mudah juga mengelola berbagai kepentingan,” ujarnya.

Usep berharap Prabowo setelah selesai melakukan konsolidasi politik dan berbagai macam kepentingan bisa segera membenahi persoalan-persoalan yang dihadapi rakyat.

Prabowo harus fokus mengurus masyarakat seperti persoalan energi, pangan, pengangguran, inflasi, ancaman defisit APBN dan lain sebagainya.

“Jangan sampai hal yang pokok kepentingan rakyat yang pokok itu tidak dikerjakan malah sibuk membuat konsolidasi berbagai kepentingan-kepentingan elit, daripada mengurusi persoalan-persoalan masyarakat, soal inflasi, kenaikan pembiayaan itu kan memerlukan fokus. soal pengangguran, kesenjangan, stunting, pangan energi dan seterusnya,” tutup Usep.

Jokowi dan SBY (Foto VIVA)

Photo :
  • vstory

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Merdeka Jakarta, Sabtu, 21 September 2024. Jokowi mengatakan dirinya dan SBY sepakat akan mendukung pemerintahan presiden terpilih, Prabowo Subianto.

"Tadi selain yang disampaikan beliau, Bapak SBY, kita juga sepakat, Pak SBY dan saya untuk memberikan dukungan penuh untuk pemerintahan baru di bawah kepemimpinan di bawah Prabowo Subianto," kata Jokowi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya