Elektabilitas Duet Khofifah-Emil Unggul Telak Atas Risma-Gus Hans dan Luluk-Lukman

Pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak.
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, VIVA - Lembaga survei Poltracking Indonesia baru saja merilis temuannya terkait persaingan menuju Pilgub Jawa Timur 2024. Dari temuan survei Poltracking, elektabilitas duet Khofifah Indar Prawansa-Emil Dardak unggul telak atas dua pasangan rivalnya.

Cerita Nurdin Halid saat Kerja Sama dengan Poltracking: Objektivitas, Jujur dalam Data

Hasil survei Poltracking, Khofiah-Emil memperoleh elektabilitas sebesar 57,3 persen. Lalu, diikuti pasangan Tri Rismaharini-Zahrul Azhar alias Gus Hans dengan angka 22,7 persen. Selanjutnya, pasangan Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Hakim meraih 2,2 persen. 

Temuan lainnya menurut Indikator dalam simulasi perorangan, Khofifah meraup angka elektabilitas 55,3 persen. Selanjutnya, diikuti Tri Rismaharini 22,8 persen dan Luluk Nur Hamidah 1,8 persen. 

Survei LSI Denny JA: Elektabilitas Khofifah-Emil Capai 67%, Unggul dari Risma-Hans dan Luluk-Lukman

Sementara, Emil Dardak juga memperoleh angka elektabilitas 51,7 persen mengalahkan Zahrul Azhar 9,9 persen dan Lukmanul Khakim 3,2 persen.

Ilustrasi Pemilu 2024.

Photo :
  • VIVA
Anggota DPR: Survei Poltracking Tampilkan Objektivitas Data

Pengamat Politik dari Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul menganalisa tren elektabilitas Khofifah kemungkinan akan naik terus. Dia memprediksi elektabilitas eks Menteri Sosial RI itu tak akan berhenti di angka 55 persen dan akan cenderung meningkat. 

"Menurut saya Khofifah cenderung akan meningkat lebih tinggi," kata Adib, Kamis, 19 September 2024.

Adib menilai, setidaknya ada beberapa faktor yang membuat tingkat akseptabilitas atau penerimaan masyarakat terhadap Khofiah begitu tinggi. Pertama, Khofifah sebagai cagub petahana memiliki popularitas. 
Khofifah dianggap jauh lebih di kenal dibandingkan dua pesaingnya. Status Khofifah sebagai Ketua Muslimat NU juga memiliki basis akar rumput yang kuat di Jawa Timur.

Selain itu, faktor sokongan poros koalisi yang terdiri banyak parpol juga jadi faktor pendukung lain.

"Khofifah juga diusung mesin partainya juga banyak. Makanya analisa saya hasil pilpres itu linear dengan hasil pilkada, karena memang komposisi peta politiknya tidak jauh berubah," jelasnya.

Adapun, dalam rilisnya Poltracking Indonesia juga menyampaikan alasan moncernya elektabilitas Khofifah-Emil. Hal ini dipengaruhi oleh kepuasan publik terhadap kinerja Khofifah-Emil saat menjabat Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 dengan mencapai angka 87,3 persen.

Dalam riset surveinya, Poltracking menggunakan metode stratified multistage random sampling. Untuk pengambilan data lapangan dilakukan dalam kurun waktu 4-10 September 2024. 

Sampel dalam survei ada 1.200 dengan margin of error +/- 2,9 persen. Sementara, tingkat kepercayaan 95%. 

Sementara, klaster survei Poltracking menjangkau 38 kabupaten/kota di Jawa Timur secara proporsional berdasarkan data jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) 2024. Stratifikasi survei ini adalah proporsi jenis kelamin pemilih.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya