Diskusi di Markas PKB, Cak Imin ke Gita Wirjawan: Saya Bilang ke Beliau Tolong Briefing Kami
- Istimewa
Jakarta, VIVA - Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kembali menghidupkan diskusi untuk menambah pengetahuan serta meluruskan arah perjuangan politik seluruh kader. Terbaru, PKB mengundang eks Menteri Perdagangan Gita Wirjawan.
Muhaimin Iskandar alias Cak Imin selaku Ketua Umum DPP PKB turut hadir dalam diskusi tersebut. Cak Imin mengaku bersyukur dan bahagia atas kehadiran Gita.
"Bagi saya suprise dan membahagiakan. Teman lama yang sudah lama sekali ingin saya undang. Tapi, tidak berkesempatan gak nyambung-nyambung. Kemarin saya WA nyambung," kata Cak Imin di kantor DPP PKB, Selasa, 17 September 2024.
Dia mengaku senang bisa berdiskusi langsung dengan Gita. Ia pun berharap setiap materi yang dipaparkan bisa jadi bekal seluruh pengurus serta anggota Fraksi PKB di DPR periode lima tahun ke depan.
"Terima kasih Pak Gita. Senang sekali, saya bilang ke beliau tolong kasih briefing kami karena kami sedang semangat untuk mencoba mewarnai lima tahun yang akan datang," ujar Cak Imin.
Cak Imin bilang PKB saat ini sedang berusaha melangkah supaya benar. "Saya bilang ke Pak Gita supaya kita bisa lebih baik lagi. Insya Allah akan lebih baik lagi," lanjut eks Wakil Ketua DPR itu.
Dalam diskusi itu tampak berjalan aktif dan komunikatif. Sejumlah peserta yang juga kader PKB antusias melontarkan pertanyaan-pertanyaan kepada Gita terkait beberapa isu ekonomi, hukum, hingga peran partai politik.
Gita pun dalam menjawab pertanyaan itu mengutip buku yang ditulis ekonom sekaligus ilmuwan politik Britania Raya, James A. Robinson. Dia bicara soal mendiskripsikan jadi keseimbangan antara kekuasaan dengan masyarakat sipil.
"Itu hanya bisa seimbang dengan penegakan hukum. Kalau ada penegakan hukum, yang seimbang antara masyarakat sipil dengan kekuasaan, sehingga kekuasaan itu tidak terlalu despotik (lalim)," kata Gita.
Menurut Gita, dengan penegakan hukum akan terjadi aktualisasi nilai yang nyambung dengan teknologi, ekonomi, spiritual, filsafat, budaya, dan, sosial.
"Nah, pertanyaanya adalah, kita mau nggak menjadi peradaban yang keren? Multiple choice, yes or no. Kalau yes jelas apa yang harus kita lakukan," lanjut Gita