Rano Karno: Kalau Dua Putaran Capek, Ngos-ngosan
- VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham
Jakarta, VIVA - Bakal calon wakil gubernur Jakarta Rano Karno merespons pernyataan pasangan calon Ridwan Kamil-Suswono yang tak ingin menang dengan selisih suara terpaut tipis melawan pasangan lain di Pilkada Jakarta.
Pria yang akrab disapa Bang Doel itu menyebut Ridwan Kamil harus menang tebal agar bisa unggul dalam kontestasi. "Dia harus berusaha tebal; kalau tipis, kalah dia ama gue," ujar Bang Doel kepada wartawan di Jakarta, dikutip pada Selasa, 17 September 2024.
Dia yakin akan menang satu putaran dalam kontestasi Pilkada Jakarta 2024. Karena itu dia menegaskan akan berusaha keras untuk menang satu putaran di Jakarta dengan menggerakkan masyarakat.
Penyortiran surat suara Pilkada 2018. (Foto ilustrasi).
- VIVA/Muhamad Solihin
"Sama kita juga target satu putaran, setiap kita pasti harus mencapai satu putaran; kalau dua [putaran] capek, ngos-ngosan, semua kita berusaha. Makanya kita gerakkan masyarakat," kata dia.
Bang Doel optimis akan menang di Pilgub Jakarta 2024. Salah satu keyakinannya ialah diterima baik oleh warga saat melakukan blusukan. "Bukan takabur, tapi semakin yakin, minimal kita menamu diterima itu aja udah bagus," katanya.
Ridwan Kamil alias RK sebelumnya mengungkap targetnya menang dalam kontestasi Pilkada Jakarta 2024. Dia berharap kemenangan yang diraihnya tinggi dalam kontestasi tersebut.
"Ya, target kami diminta (menang) satu putaran dan menangnya menang jangan menang tipis, kira-kira begitu ya," kata RK kepada wartawan di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Senin.
Bakal calon gubernur Jakarta Ridwan Kamil
- VIVA.co.id/Andrew Tito
Mantan gubernur Jawa Barat itu menjelaskan, dirinya dan Suswono maju Pilkada Jakarta 2024 mewakili partai politik (parpol) dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. Maka dari itu, keduanya memasang target menang untuk menjaga harkat dan martabat dari KIM Plus.
Pengamat Anggap Netralitas ASN dalam Pilkada Sesuatu yang Bertentangan
Pengamat politik mengatakan netralitas ASN dalam Pilkada adalah paradoksal: di satu sisi ASN juga warga negara yang memiliki hak pilih tetapi mereka diwajibkan netral.
