JK soal Ridwan Kamil Ditolak Sejumlah Warga Jakarta: Ada Pro dan Kontra, Biasa Saja
- VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham
Jakarta, VIVA - Wakil Presiden (Wapres) RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla alias JK menilai pro dan kontra pada kontestasi Pemilu bahkan Pilkada merupakan hal yang biasa. Hal tersebut diungkap Jusuf Kalla saat merespons munculnya penolakan warga Jakarta terhadap bakal calon gubernur, Ridwan Kamil.
"Ya itulah Pemilu, Pilkada, ada yang pro ada yang kontra. Itu biasa saja," ujar Jusuf Kalla di kediamannya, Jalan Brawijaya Raya, Jakarta Selatan, Senin, 9 September 2024.
Di sisi lain, Jusuf Kalla meminta kepada warga Jakarta agar memilih pemimpin yang terbaik. Ia mengaku tak masalah dengan penolakan tersebut. "Ada yang menolak ada yang menerima, ya jadi pilih yang terbaik aja," tutur dia.
Diketahui, salah satu penolakan terjadi saat RK melakukan silaturahmi ke Kantor Badan Musyawarah atau Bamus Betawi di Jatinegara, Jakarta Timur pada Jumat, 6 September 2024. Beberapa anggota ormas setempat sempat ribut saat Emil datang.
Selain ditolak anggota ormas, penolakan terhadap RK-Suswono juga datang dari The Jakmania. Diketahui, eks Gubernur Jawa Barat itu sebelumnya dikenal luas sebagai salah satu tokoh yang kerap menunjukkan dukungannya kepada Persib Bandung, terlebih saat dirinya masih menjadi Wali Kota Bandung dan Gubernur Jawa Barat.
Penolakan pencalonan Ridwan Kamil semakin menguat setelah beberapa anggota komunitas suporter tersebut membuat poster yang bertuliskan, "Emang Lu Rela Jakarta Dipimpin Bobotoh?" Selain itu, mereka juga membuat poster lain yang bertulis âJakarta Boikot Ridwan Kamilâ.
Poster tersebut kemudian disebarkan di area Jakarta International Stadium (JIS) yang mana menjadi simbol ketidaksetujuan mereka terhadap kemungkinan Ridwan Kamil memimpin kota metropolitan ini, yang selama ini menjadi markas besar Persija Jakarta.
Sementara itu, Juru bicara pasangan bakal calon gubernur Jakarta, Ridwan Kamil dan Calon Wakil Gubernur Suswono, yaitu Muhammad Kholid mengaku tak mempersoalkan terkait beredarnya video penolakan kehadiran Ridwan Kamil di Jatinegara, Jakarta Timur.Â
Menurut Kholid hal itu hanya sebuah ekspresi sebagian warga yang belum mengenal Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil secara langsung.
"Hal yang sangat biasa sekali saya kira. Jadi, ekspresi yang namanya ketidaksukaan atau ekspresi penerimaan dalam satu sisi yang lain itu hal yang biasa. Misal ada peristiwa seperti itu, saya pikir tak mencerminkan situasi secara keseluruhan," kata Kholid dalam keterangannya, Senin, 9 September 2024.
Kholid mengatakan dalam kontestasi Pilkada saat ini ekspresi ketidaksukaan banyak juga terjadi di tempat lain, bukan hanya di Jakarta.Â
"Jadi, saya pikir ini adalah dinamika yang terjadi di masyarakat. Sebuah ekspresi yang berasal dari masyarakat ya harus kita hrormati. Kan kita negara demokrasi. Jadi kita harus menghormati itu," ujar dia.