5 Jenderal di Tim Pemenangan Luthfi-Taj Yasin Lawan Andika-Hendi, Ada Eks KSAD dan Kapolri

Deklarasi tim pemenangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin di Pilgub Jateng
Sumber :
  • Ist

Semarang, VIVA – Tim Pemenangan pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen untuk Pilkada Jawa Tengah 2024, resmi terbentuk.

Indikator Politik: Elektabilitas Pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan Unggul di Pilgub Jabar

Pemenangan paslon  yang diusung 15 partai politik di Pilgub Jateng itu dipimpin  Letjen TNI (Purn) AM Putranto, mantan Staf Khusus Menhan yang juga bekas Pangdam II/Sriwijaya dan Panglima Divisi I/Kostrad.

"Saya ditugasi Pak Prabowo untuk membantu memenangkan pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen," kata AM Putranto dikutip Senin, 9 September 2024. 

Soal Dukung RK atau Pramono di Pilkada Jakarta, Sutiyoso: Enggak Ada yang Saya Pilih

Dalam susunan Tim Pemenangan Pasangan Luthfi-Taj Yasin, terdapat sejumlah nama purnawirawan yang merupakan mantan petinggi TNI dan Polri. Di antaranya mantan KSAD Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman, mantan Gubernur Jawa Tengah Letjen TNI (Purn) Bibit Waluyo, mantan Kapolri Jenderal Pol (Purn) Sutarman, hingga mantan Wakapolri Komjen Pol (Purn) Ari Dono Sukmanto.

Letjen (Purn) AM Putranto Ketua Tim Pemenangan Luthfi-Taj Yasin

Photo :
  • Ist
Putusan MK Ikut Turunkan Jumlah Calon Tunggal pada Pilkada 2024, Menurut BRIN

Menurut dia, pasangan Luthfi-Taj Yasin didukung oleh gabungan 15 partai politik dalam menghadapi Pilgub Jawa Tengah 2024. Untuk itu, ia ingin semua tim solid.

"Ada 15 partai yang mendukung. Tanpa tim yang solid akan sia-sia," ujar Asisten Khusus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ini.

Sementara bakal calon Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi meminta para pendukung dan relawan melakukan cara-cara baik dalam meraih kemenangan di Pilgub Jawa Tengah 2024. Menurut dia, kemenangan harus diraih dengan norma dan kaidah demokrasi yang santun.

"Kita semua ingin menang, tetapi lakukan dengan tidak memfitnah, tidak menyerang," kata mantan Kapolda Jawa Tengah ini.

Paslon Ahmad Luthfi-Taj Yasin akan bertarung head to head dengan calon yang diusung PDI Perjuangan (PDIP) yakni Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi untuk memenangkan kursi orang nomor satu di Jawa Tengah. 

Andika Perkasa merupakan purnawirawan Jenderal TNI, mantan Panglima TNI dan Pangkostrad. Sedangkan Hendrar Prihadi adalah mantan Wali Kota Semarang dua periode dan mantan ketua LKPP RI.

Bukan Perang Bintang

Sementara itu, Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah Sudaryono tidak ingin kontestasi Pilgub Jateng 2024 antara Andika Perkasa yang diusung oleh PDIP dan Ahmad Luthfi yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus disebut sebagai perang bintang karena pangkat mereka di instansi masing-masing. 

Andika Perkasa-Hendra Prihadi (Hendi) mendaftar ke KPU Jawa Tengah

Photo :
  • Dok Agustina Wilujeng Pramestuti

Menurut Sudaryono, sosok Ahmad Luthfi dan Andika Perkasa telah pensiun dari kedinasan sehingga yang terjadi adalah kompetisi politik di alam demokrasi.

"Pilgub ini kan kontestasi antara pak Luthfi dan pak Andika, jadi tidak perlu ditarik ke perang bintang. Jadi soal pilihan itu nanti tergantung kepada masyarakat," ujar Sudaryono, saat konsolidasi DPC Partai Gerindra Kabupaten Semarang di RM Sumber Alam Rowoboni Kecamatan Banyubiru, Sabtu.

Sudaryono menegaskan tidak mau ada terminologi perang bintang, termasuk persaingan antara TNI dengan Polri. Karena, jika hal tersebut terus dibiarkan maka akan merusak persatuan dan kesatuan bangsa.

"Kita harus ingat bahwa TNI dan Polri adalah penjaga persatuan, itu sudah ada di struktur bangsa untuk menjaga kedaulatan," tegasnya.

Sekarang, lanjut Sudaryono, pilihan ada di masyarakat Jawa Tengah. Dia pun optimistis Ahmad Luthfi yang dipasangkan dengan Taj Yasin akan meraih kemenangan dalam Pilkada Jateng 2024.

 "Tinggal memilih yang paham Jawa Tengah, yang pernah mengabdi di Jawa Tengah dan yang membersamai masyarakat," paparnya.

Pasalnya, lanjut Sudaryono, Ahmad Luthfi yang berpasangan dengan Taj Yasin sudah memiliki modal 14 juta suara gabungan dari partai politik yang mengusulkan pasangan tersebut. 

"Sekarang tinggal memanage, menjaga dan mengeksekusinya agar suara tersebut bertambah dan meraih kemenangan," pungkas Sudaryono.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya