Ridwan Kamil dan Suswono Jadwalkan Bertemu Ahok Juga Anies Baswedan
- VIVA.co.id/Yeni Lestari
Jakarta, VIVA – Pasangan bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur atau cagub-cawagub di Pilgub Jakarta, Ridwan Kamil dan Suswono, menjadwalkan untuk bertemu dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, juga termasuk Anies Baswedan.
Pertemuan tersebut sebagai bagian dari rencana untuk bersilaturahmi dengan para pemimpin Jakarta terdahulu. Ahok dan Anies adalah mantan Gubernur Jakarta. Tak hanya bersilaturahmi, keduanya juga akan meminta saran hingga nasihat dalam memimpin Jakarta jika terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada Jakarta 2024 ini.
"Intinya kami sebagai bakal calon, pastinya kami akan mendengar dari para pendahulu kami. Kami pasti ingin belajar, minta nasihat, minta masukan, bahkan minta saran dari semua. Insya Allah kami akan silaturahmi," kata Suswono kepada wartawan di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Minggu, 8 September 2024.
Politisi senior PKS itu menyebut, sejauh ini pihaknya baru menemui Fauzi Bowo alias Foke. Nantinya, silaturahmi akan berlanjut ke pimpinan Jakarta terdahulu termasuk ke Ahok, Anies hingga Joko Widodo.
"Insya Allah kami akan keliling untuk bertemu minta masukan dan saran dari pendahulu kami. Iya semua gubernur, Anies, Ahok, Heru Budi (Penjabat Gubernur), Jokowi," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, bakal calon gubernur Jakarta Ridwan Kamil bertandang ke kawasan Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Rabu, 4 September 2024. Ridwan Kamil juga bertemu dengan gubernur Jakarta periode 2007-2012 Fauzi Bowo alias Foke.
Ridwan Kamil mengaku bersyukur karena telah mempelajari Kota Jakarta dari Fauzi Bowo. Ia menilai Fauzi Bowo merupakan seseorang yang punya pengalaman banyak.
"Ya, alhamdulillah, kita sebagai orang yang punya niat maksud ingin mempelajari, belajar, tentang apa itu Jakarta dan belajar baik, tentunya, yang paling pas adalah kepada para gubernur terdahulu, salah satunya Bang Foke, yang tentunya beliau punya pengalaman luar biasa. Saya berinteraksi dengan beliau saat masih kadis pariwisata, sekda, gubernur," jelasnya.
Ia pun mengaku membahas berbagai persoalan dengan Fauzi Bowo, salah satunya masalah mengelola visi Jakarta sebagai pusat ekonomi meski ibu kota negara pindah ke Nusantara, Kalimantan Timur.
"Saya belajar banyak dengan beliau juga dalam perjalanan bagaimana mengelola visi Jakarta dengan pusat ekonomi walaupun Nusantara menjadi ibu kota baru; sebagai kurator IKN saya paham, butuh 20-30 tahun, untuk Nusantara menjadi kota sesungguhnya maka dalam rentang itu Jakarta masih menjadi pusat segalanya, pusat peradaban," ujarnya.