Bertemu Ridwan Kamil di Setu Babakan, Fauzi Bowo Sebut Tak Ada Pembicaraan Spesifik
- VIVA/Rahmat Ilham
Jakarta, VIVA – Mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo telah rampung melakukan pertemuan dengan bakal calon gubernur DKI Jakarta Ridwan Kamil di Setu Babakan, Jakarta Selatan, Rabu, 4 September 2024.
Fauzi Bowo mengaku tak ada pembicaraan spesifik dengan Ridwan Kamil ketika bertemu. "Enggak ada yang terlalu spesifikasi, terlalu khusus," ujar Fauzi Bowo kepada wartawan dikutip Kamis, 5 September 2024.
Fauzi Bowo menuturkan bahwa dirinya hanya memperkenalkan sejumlah aset yang ada di Jakarta. "Saya cuma ajak, melihat apa yang menjadi aset Jakarta seperti apa yang kita sampaikan di Setu Babakan ini," katanya.
Dia menyebutkan, kewajibannya saat ini cuma memperkenalkan sejumlah isi Jakarta karena hendak memimpin Jakarta selanjutnya. Maka itu, hal ini perlu dilakukan supaya para calon kepala daerah ketika menjabat sudah mengenal kota Jakarta.
"Kewajiban saya cuma satu, memperkenalkan Jakarta seisinya, seutuhnya kepada mereka yang akan memimpin Jakarta. Jadi nanti kalau sudah memimpin Jakarta, dia insya Allah lebih kenal Jakarta," katanya.
Diketahui, Ridwan Kamil sudah menemui Fauzi Bowo di Setu Babakan, Jakarta Selatan pada Rabu 4 September 2024 kemarin.RK berkunjung ke Museum Betawi di Setu Babakan, Jaksel, pada Rabu, 4 September 2024. Kedatangan JK disambut Gubernur Jakarta periode 2007-2012 Fauzi Bowo.
Pantauan VIVA di lokasi, RK mengenakan baju koko berwarna putih dibalut dengan rompi dan peci hitam. Sementara, Fauzi Bowo juga mengenakan baju koko berwarna putih dan peci hitam.
Dalam kesempatan itu, Fauzi Bowo menyampaikan momen ini sangat baik untuk menjelaskan sejarah Kota Jakarta termasuk adat Betawi kepada RK.
"Kita ada kesempatan yang luar biasa. Kalau ketemu di rumah saya sudah biasa, jadi tidak ada nilai lebihnya. Jadi saya memanfaatkan kesempatan yang baik ini untuk sekaligus," kata Fauzi Bowo.
Meski demikian, Fauzi Bowo menilai RK sudah mengetahui Jakarta. Ia mengaku punya kewajiban untuk membawa calon pemimpin Jakarta lebih dekat dengan kotanya sendiri.
"Bang Emil sudah tahu Jakarta. Mungkin tahu Bandung lebih baik daripada tahu Jakarta. Tapi, saya punya kewajiban untuk membawa siapa pun yang akan menjadi pemimpin Jakarta ini lebih dekat pada kenyataan yang ada di Jakarta," ujarnya.