Masyarakat Jatim Unik sehingga Butuh Strategi Ekstra untuk Menangkan Pilgub, Menurut Pengamat
- ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Surabaya, VIVA - Pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdussalam menilai Jawa Timur (Jatim) merupakan daerah dengan arena politik yang unik dan susah ditebak oleh para calon yang mengikuti kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada).
"Ragam geo politiknya beda-beda. Orang bisa kuat di Madura tapi belum tentu kuat di Mataraman, wilayah Arek, Pandalungan atau mungkin Pantai Utara," katanya dilansir dari ANTARA di Surabaya, Selasa, 3 September 2024.
Surokim menuturkan Jatim menjadi arena politik yang unik dan susah ditebak lantaran provinsi ini memiliki beragam kondisi geografis dan karakter daerah yang berbeda-beda.
Hal tersebut pada akhirnya memengaruhi pembentukan karakter masyarakat yang plural sehingga dibutuhkan ketepatan dan ketelitian dalam membuat strategi politik.
"Tipikal masyarakatnya sangat berbeda, ada yang metropolitan seperti Surabaya, ada yang sangat religius, dan ada yang tradisional sehingga butuh strategi yang ekstra," ujarnya.
Selain itu, Surokim yang sekaligus merupakan peneliti senior Surabaya Survei Center (SSC) ini menuturkan waktu yang mepet menjadi tantangan tersendiri untuk para pembuat strategi bagi setiap pasangan calon kepala daerah.
"Waktu yang mepet ini menjadi problem juga bagi calon karena untuk menjangkau 30 juta pemilih ini bukan sesuatu yang gampang," katanya.
Menurutnya, bagi calon kepala daerah yang memiliki jurus elektoral banyak maka dia yang akan memenangkan persaingan.
"Tidak hanya menggarap wilayah urban kalangan menengah,tetapi juga bagai mana menggarap pemilih plural dan pedesaan dengan area yang sangat luas di Jawa Timur," ujar Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya UTM ini.
Dalam tahapan pendaftaran pemilihan kepala daerah Jatim ada sebanyak tiga bakal pasangan calon yang mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur, antara lain Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak, Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta, dan Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim. (ant)