Lucky Hakim Disebut Jadi Pemicu Ketegangan Internal Antara Gerindra dan Golkar di Indramayu

Bakal calon bupati Indramayu Lucky Hakim
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Jakarta, VIVA - Suhu politik di Kabupaten Indramayu semakin memanas seiring dengan semakin dekatnya Pilkada 2024. 

Jokowi Tanpa Partai dan Diisukan Gabung Golkar, Bahlil: Kami Selalu Terbuka kepada Siapa Saja

Kehadiran Lucky Hakim sebagai salah satu calon bupati dalam kontestasi ini dikabarkan menjadi salah satu penyebab munculnya ketegangan internal di Partai Gerindra dan Partai Golkar.

Fenomena ini menunjukkan bahwa keikutsertaan Lucky Hakim dalam pemilihan bupati tidak hanya menjadi ajang politik biasa, melainkan juga berpotensi menciptakan perpecahan dalam tubuh partai-partai besar di Indramayu.

Gerindra Dinilai sebagai Parpol Paling Informatif, Komitmen Prabowo Junjung Tinggi Demokrasi

Musyanto, Ketua Padepokan Hukum Indonesia, memberikan contoh konkret mengenai situasi yang terjadi di Partai Gerindra. Menurutnya, di dalam partai yang dipimpin oleh Presiden Terpilih Prabowo Subianto ini, gejala-gejala perpecahan mulai terlihat.

Lucky Hakim

Photo :
  • Ist
Jadi Parpol Paling Informatif, Gerindra: Penyemangat bagi Kader Perjuangkan Aspirasi Rakyat

Meski secara resmi Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Dewan Pimpinan Cabang (DPC), Pimpinan Anak Cabang (PAC), hingga ranting Partai Gerindra mendukung pasangan Bambang Hermanto dan Kasan Basari, terdapat ratusan kader yang justru menyatakan dukungannya kepada pasangan Lucky Hakim dan Syaefudin.

"Perbedaan pandangan ini menggambarkan betapa cairnya situasi politik di Indramayu saat ini. Keputusan politik yang seharusnya menjadi sarana konsolidasi malah berpotensi memecah belah soliditas partai," ujar Musyanto dalam sebuah pernyataan di Jakarta, Senin, 2 September 2024.

Musyanto memperingatkan bahwa kondisi ini bisa menjadi sinyal buruk bagi warga Indramayu. 

Ia menegaskan bahwa kontestasi politik seharusnya menjadi ajang pemersatu bagi masyarakat dan bukan malah menciptakan fragmentasi dalam partai.

Selain di Partai Gerindra, Lucky Hakim juga diduga menjadi biang keladi dari ketegangan yang terjadi di internal Partai Golkar. 

Ketegangan ini mencuat setelah Golkar secara resmi memberikan dukungannya kepada pasangan Bambang Hermanto dan Kasan Basari untuk maju dalam Pilkada Indramayu 2024 sebagai calon Bupati dan Wakil Bupati.

Namun, pencalonan Lucky Hakim yang berpasangan dengan Syaefudin, Ketua DPRD Indramayu sekaligus Ketua DPD Golkar Indramayu, menambah tensi politik. Syaefudin, yang seharusnya memimpin Partai Golkar untuk mendukung pasangan resmi dari partainya, justru memilih untuk bergabung dengan Lucky Hakim dan menempatkan dirinya sebagai rival dari pasangan Bambang Hermanto dan Kasan Basari.

“Keputusan Lucky Hakim yang melibatkan Syaefudin dalam pencalonannya telah menyebabkan perpecahan di tubuh Partai Golkar Indramayu, seolah-olah Syaefudin berlawanan dengan partainya sendiri. Ini adalah contoh nyata dari politik pecah belah yang sangat merugikan,” jelas Musyanto.

Tak hanya soal perpecahan internal partai, pencalonan Lucky Hakim sebagai Bupati Indramayu juga mendapat kritik tajam dari berbagai kalangan.

Rekam jejak Lucky sebagai pejabat publik dipertanyakan, terutama setelah ia memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai Wakil Bupati Indramayu sebelum masa jabatannya berakhir. 

Keputusan ini dinilai sebagai bukti kurangnya komitmen dan tanggung jawab dalam menjalankan amanah yang diberikan oleh masyarakat.

“Yang mengaku tidak sanggup mengemban amanah sebagai Wakil Bupati bukan orang lain, melainkan Lucky Hakim sendiri. Jadi jika dia sudah mengaku tidak mampu, mengapa sekarang masih bersikeras untuk maju lagi sebagai calon pejabat?," kata Musyanto.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya