Soal Anies Batal Maju di Pilgub 2024, Rampai Nusantara yakin Bukan Gegara Mulyono

Eks Aktivis 98 sekaligus Ketua Umum Rampai Nusantara, Mardiansyah (Tengah)
Sumber :
  • Dok. Istimewa

Jakarta – Ketua Umum Rampai Nusantara Mardiansyah Semar, menyoroti pernyataan Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat Ono Surono yang menyebut sosok 'Mulyono' sebagai orang yang bertanggungjawab di balik kegagalan Anies Baswedan maju di Pilkada 2024. 

Sesuai Arahan Megawati, PDIP Dorong Riset dan Aplikasi Tanaman Herbal untuk Pengobatan Kanker

Semar menilai, kegagalan PDIP mengusung Anies di DKI Jakarta dan Jawa Barat bukan karena sosok diluar partai. Tetapi justru karena sosok mantan gubernur DKI itu belum diterima sepenuhnya oleh kader partai PDIP itu sendiri. 

"Ketua DPD Jabar mungkin sedang tidak stabil emosi dan kejiwaanya saat menyampaikan ada sosok Mulyono yang menjadi penyebab kegagalan pencalonan Anies Baswedan dalam Pilkada kali ini, saya yakin justeru karena masalah internal di partai itu sendiri yang belum sepenuh hati menerima sosok Anies Baswedan," kata Semar, dalam keterangannya, Sabtu, 31 Agustus 2024.

7 Anggota KIM Plus Dukung Pramono-Rano, Ridwan Kamil: Golongan PDIP Merapat ke Kami Juga Ada

Anies Baswedan di kantor DPD PDIP Jakarta

Photo :
  • Dok Anies Baswedan

Sosok Anies, menurut Semar merupakan orang yang sejak pilkada DKI Jakarta tahun 2017 selalu bersebrangan secara politik dengan PDI Perjuangan. Sehingga tidak mudah untuk meyakinkan kader di bawah untuk menerima orang yang selama ini menjadi lawan politiknya.

Pergeseran Dukungan Kader PKS dan PDIP ke Egi-Syaiful Dinilai Dinamika Demokrasi

Apalagi, kata Semar, luka dalam belum sembuh ketika Ahok dikalahkan Anies dengan menggunakan politik identitas atau memakai isu agama untuk mendulang suara. Hal ini sangat membuat keluarga besar PDIP kecewa berat dan marah besar.

"Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 menjadi awal Anies berhadapan dengan Ahok kader PDIP yang membawa luka mendalam karena tidak hanya menjual suara tapi juga menyebabkan Ahok dijebloskan dalam penjara," 

"Berlanjut pertarungan hingga pilpres 2024 lalu pun masih bersebrangan secara garis kepentingan politik di level nasional, kemudian tiba-tiba mau masuk menjadi bagian yang harus dimenangkan oleh kader-kader PDIP saya kira internal mereka akan sulit menerima dan tidak mungkin bisa maksimal memperjuangkannya, itu mungkin yang menjadi pertimbangan Bu Mega," tambahnya. 

Semar yakin saat ini partai menjadi penentu utama untuk maju tidak nya seseorang dalam pilkada meskipun secara aturan juga dimungkinkan untuk maju sebagai calon independen. Karenanya jika ada kegagalan pencalonan dalam pilkada, sudah pasti karena mekanisme partai pengusung yang memiliki pertimbangan dan bukan sosok lain. 

"Bu Mega ini ketua umum partai paling senior saat ini, partai pemenang pula kalo ada pihak yang menuding campur tangan orang di luar partai mengintervensi keputusanya saya kira orang itu tidak faham betapa tegas dan kuatnya nya ketua umum PDI Perjuangan, janganlah meragukan apalagi merendahkan bu mega yang seakan bisa di intervensi, beliau memiliki kewenangan mutlak dalam menentukan calon kepala daerah," kata Semar. 

Ia menyarankan daripada membuat gaduh dengan menuding pihak lain di luar partai, ketua DPD PDI Perjuangan disarankan fokus pada pemenangan kadernya yang sudah diputuskan oleh partai. 

Anies Baswedan di Jakarta Selatan

Photo :
  • VIVA.co.id/Zendy Pradana

Menuding sosok Mulyono atau nama lain diluar partai, kata Semar, justru memperlihatkan kegamangan memenangkan kader sendiri sehingga menarik-narik nama Anies dengan harapan dapat simpati dari pendukungnya. 

"Masalah apapun selalu saja mengkambing hitamkan Mulyono atau Jokowi, jangan-jangan kalo ada kucing hilang pun beliau yang disalahkan. Kan tidak benar juga, apalagi jokowi sudah membuat bangsa ini jauh lebih besar dan maju dengan berbagai terobosan kebijakannya yang tidak pernah dilakukan presiden sebelumnya," pungkasnya

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya