GP Ansor Singgung Bakal Cawagub Sumut Hasan Basri soal Janji dan Baiat Kader

Mantan kepala Satkornas Banser Hasan Basri Sagala
Sumber :
  • GP Ansor

Jakarta, VIVA - Sekretaris Jenderal GP Ansor Gus Rifqi mengingatkan mantan kepala Satkornas Banser Hasan Basri Sagala. Menurut Gus Rifqi, Hasan yang saat ini maju menjadi bakal calon wakil gubernur Sumatra Utara bersama Edy Rahmayadi, harus ingat akan salah satu sumpah baiat saat masuk GP Ansor.

GP Ansor Kutuk Arogansi Polisi Banting Warga saat Jemput Keluarga di Pelabuhan Ambon

Salah satu sumpah baiat itu mengatakan kader dengan segenap jiwanya siap menghadapi musuh dan penghianat terhadap Islam Ahlusuunah wal Jama’ah, Organisasi Nahdlatul Ulama (NU) dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

“Baiat dan sumpah yang sudah diucapkan oleh kader bersifat mengikat dan pertanggungjawabannya langsung kepada Allah swt,” kata Rifqi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat, 30 Agustus 2024.

KPU: Idealnya Kepala Daerah Dilantik Setelah 13 Maret 2025

Mantan kepala Satkornas Banser Hasan Basri Sagala

Photo :
  • GP Ansor

Respons Rifqi diungkapkan menanggapi pernyataan Hasan Basri yang berpendapat bldirinya sudah bukan lagi bagian dari keluarga besar NU.

Setuju dengan Prabowo Pilkada Lewat DPRD: Saatnya Dievaluasi secara Menyeluruh

“Karena juga saya telah mengundurkan diri dari NU, dari tenaga ahli Menag, dan di Banser saya sudah purna tugas,” kata Hasan.

Rifqi menilai, sebagai orang yang pernah aktif di NU, seharusnya Hasan menyelami dan menghayati sumpah janji saat dibaiat. "Bukan berarti, setelah purna tugas, tidak terikat,” kata Rifqi.

Karenanya, Rifqi menghimbau kepada seluruh kader Ansor untuk tidak main-main dengan baiat yang sudah diucapkan. 

Bacalon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi.

Photo :
  • VIVA.co.id/B.S. Putra (Medan)

“Bisa kualat nantinya. Kita mustinya sama-sama dan mengimbau satu sama lain agar terus menjaga martabat organisasi,” kata dia.

Rifqi juga menyindir jiwa setengah hati Hasan dalam menjalankan tugas pemerintahan sebagai Tenaga Ahli Menteri Agama RI. “Amanah yang diembannya belum juga usai sudah mau terlibat politik elektoral. Jadi wajar diberhentikan (sebagai TA)," ujarnya. 

Hasan Basri mendapat penolakan dari Ketua Ansor Sumut Adlin Tambunan karena pasangan yang dipilihnya pernah mencoreng nama NU dan melukai warga Nahdliyin seluruh dunia.

Adlin mengaku pihaknya masih sulit mendukung Edy lantaran pernah menghina GP Ansor pada 2019, sehingga semua kader harus menjunjung tinggi kehormatan GP Ansor.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya