Rano Karno Bicara Tantangan Jakarta ke Depan, Dari Infrastruktur hingga Transportasi Massal

Rano menyoroti kompleksitas yang dihadapi Jakarta sebagai pusat urbanisasi dan daya tarik bagi jutaan penduduk dari sekitar Jabodetabek.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Jakarta, VIVA - Sebagai calon wakil gubernur atau cawagub di Pilgub Jakarta, Rano Karno bicara mengenai tantangan infrastruktur dan urbanisasi yang dihadapi oleh Jakarta. Apalagi provinsi ini tidak menjadi Ibu Kota Negara lagi pasca dipindahkan ke IKN Nusantara di Kalimantan Timur. 

Masa Tenang Pilkada, Car Free Day di Sudirman-Thamrin Tidak Diberlakukan pada 24 November 2024

Rano menyoroti kompleksitas yang dihadapi Jakarta sebagai pusat urbanisasi dan daya tarik bagi jutaan penduduk dari sekitar Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi atau Bodetabek.

"Kita tahu, secara basic infrastruktur Jakarta, banjir Jakarta, dan urbanisasi Jakarta itu sangat spesifik. Pada pagi hari, jumlah penduduk Jakarta bisa mencapai 13-14 juta, tetapi malamnya hanya sekitar 9 juta. Artinya, hampir 4 juta orang dari daerah sekitar masuk ke Jakarta setiap hari," jelas Rano ditemui di kediamannya di Cipete Jakarta Selatan, Jumat 30 Agustus 2024.

Polda Jatim Ungkap Penyulut Insiden Berdarah di Sampang, Tak Terkait Pilkada

Pramono Anung-Rano Karno Daftar Cagub DKI di KPUD Jakarta

Photo :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Ia menegaskan bahwa arus masuk yang besar ini harus diatur sedemikian rupa agar tetap nyaman bagi semua orang. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur seperti MRT dan busway adalah langkah penting untuk melancarkan distribusi dan mobilitas penduduk. 

Hadiri Acara Wibu di Jakut, Pramono: Ini Potensi Pariwisata di Jakarta

"Jakarta ini menjadi daya tarik untuk bekerja dan mencari masa depan. Itu wajar sebagai ibu kota, dan ini sudah menjadi sejarah sejak zaman Batavia dan Jayakarta," tambahnya.

Politisi yang akrab disapa Bang Doel ini juga membandingkan pembangunan Jakarta dengan Singapura. Dimana Singapura berhasil melakukan transformasi besar-besaran pada tahun 1950-an. Ia menyoroti pentingnya perencanaan kota yang matang, terutama dalam hal penataan permukiman. 

"Singapura dulu mirip dengan Jakarta pada tahun 50-an. Keputusan penting diambil untuk merombak kota, dan Jakarta juga perlu mempertimbangkan langkah-langkah seperti itu," jelasnya.

Selain itu, politisi PDIP itu menyinggung soal kondisi permukiman di Jakarta yang semakin padat dan kurang terencana, mengakibatkan rumitnya mengatasi masalah kebakaran. Ia mencontohkan ketika kebakaran hebat melanda pemukiman padat penduduk di Manggarai. 

"Pemukiman yang terlalu rapat dan jalan yang sempit membuat pemadam kebakaran sulit bekerja. Ini menunjukkan pentingnya perencanaan kota yang lebih baik," ujarnya.

Rano juga mencatat pentingnya perumahan yang layak bagi masyarakat yang terdampak oleh pembangunan infrastruktur. 

Ia menyarankan agar masyarakat yang terdampak langsung oleh pembangunan rumah susun diprioritaskan untuk menempati hunian baru tersebut. 

"Pembangunan memang tidak bisa dihindari tanpa korban, tapi korban ini harus diberikan prioritas dan kenyamanan," tegasnya.

Dia berharap untuk bisa bekerja bersama dengan cagub Pramono Anung, dalam menghadirkan perubahan positif bagi Daerah Khusus Jakarta, DKJ. 

"Jika masyarakat Jakarta memberikan kepercayaan kepada kami, Insya Allah ini akan menjadi kesempatan yang baik untuk kita bekerja sama membangun Jakarta yang lebih baik," tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya