Cara Airlangga Kumpulkan Mantan Menko Ekonomi Bagus Bagi Keberlanjutan Prabowo-Gibran

[dok. Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, bersama sejumlah Mantan Menko Perekonomian sebelumnya, dalam konferensi pers di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa, 27 Agustus 2024]
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA – Langkah Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, yang mengumpulkan dan melakukan pertemuan dengan sejumlah mantan Menko Ekonomi pada Selasa 27 Agustus 2024, dinilai sangat bagus untuk keberlanjutan pemerintahan berikutnya di bawah Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Bertemu Ketua Majelis Nasional Vietnam, Prabowo Bahas Potensi Kerja Sama Kedua Negara

Pengamat kebijakan publik Universitas Padjajaran (UNPAD), Yogi Suprayogi Sugandi, menilai diskusi para mantan menko tersebut adalah langkah positif. Apalagi dalam proses transisi pemerintahan sekarang dengan pemerintahan berikutnya hasil Pilpres 2024.

"Karena bagaimana pun masing-masing dari mereka (mantan menko perekonomian) itu punya berbagai macam pengalaman, mereka bisa saling bertukar pikiran dalam melihat kebijakan dan proyeksi ekonomi di masa pemerintahan Prabowo-Gibran mendatang, bermanfaat untuk strategi keberlanjutan," kata Yogi Suprayogi, dalam wawancara dikutip Kamis, 29 Agustus 2024.

Kunjungan Kerja, Menhan Prabowo Bertemu PM Vietnam

Pertemuan para mantan menko yang digagas Airlangga tersebut, menurut dia sangat memungkinkan melahirkan gagasan berbagai kebijakan ekonomi yang bermanfaat. Apakah nanti akan diterapkan oleh pemerintahan saat ini dibawah Presiden Jokowi, atau oleh pemerintahan berikutnya di bawah Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Terutama menurutnya yang disoroti adalah isu krusial yakni meningkatkan potensi kelas menengah yang menjadi motor utama penggerak ekonomi. 

PKB Tak Diajak Bahas Kabinet Prabowo, Gerindra: Itu Hak Prerogatif Presiden

"Tantangan kita adalah meningkatkan masyarakat kelas bawah ke menengah, dan itu kan ada strateginya secara berkelanjutan, dan itu tidak hanya dilakukan di kementerian ekonomi tapi harus multisektoral. Dan pertemuan itu harus diperluas, dialog antara menteri dan juga pengusaha serta akademisi akan strategis memunculkan berbagai masukan-masukan kebijakan dari mereka dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang ada dan prospek ke depan, positif untuk pemerintahan mendatang," jelasnya.

Yogi menilai, perlu juga ditiru upaya seperti ini oleh pemerintahan Prabowo-Gibran nanti. Tidak hanya mereka yang pernah menjabat, tetapi bisa lebih luas lagi dengan melibatkan unsur akademisi hingga pelaku usaha, bisnis dan UMKM.

Apalagi di tengah tantangan ekonomi ke depan. Sehingga diharapkan bisa meningkatkan potensi ekonomi, dan penguatan kelas menengah RI. Menurut dia, itu semua dibutuhkan koordinasi, masukan, pengalaman, bahkan kritik secara objektif.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengumpulkan sejumlah mantan menko perekonomian dan sejumlah pejabat lain di kantor Kemenko Perekonomian, untuk mendiskusikan potensi kelas menengah Indonesia ke depan.

Pantauan VIVA di lokasi, dialog yang digelar tertutup dengan tema 'Peran dan Potensi Kelas Menengah Menuju Indonesia Emas 2045' itu, turut dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Wakil Menteri Keuangan I Suahasil Nazara, mantan Menko Perekonomian ke-11 Aburizal Bakrie, mantan Menko Perekonomian ke-16 Darmin Nasution, serta Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani. Airlangga mengatakan, kelas menengah yang berjumlah sekitar 17,13 persen dari total penduduk Indonesia itu, merupakan motor utama penggerak ekonomi nasional.

"Dan aspiring middle class itu juga sudah mendekati 50 persen. Tentunya pada waktu sebelum COVID-19 angkanya sedikit lebih tinggi. Ini karena ada efek dari COVID-19, yang sering disampaikan oleh BUMi sebagai scaring effect. Di mana ini diharapkan bisa diperbaiki ke depannya," kata Airlangga di kantornya, Selasa, 27 Agustus 2024.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya