Profesor Ilmu Politik Ramal Masa Depan Politik Anies jika Gagal 'Berlayar' di Pilkada Jakarta

Anies Baswedan melakukan kunjungan ke kantor DPD PDI Perjuangan (PDIP) Jakarta pada Sabtu siang, 24 Agustus 2024.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Jakarta, VIVA - Guru Besar Ilmu Politik Universitas Andalas Prof. Asrinaldi mengatakan bahwa pilihan untuk tidak menjadi kader partai politik akan merugikan karier politik mantan gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

KPU: Idealnya Kepala Daerah Dilantik Setelah 13 Maret 2025

“Tentu ini akan merugikan Anies sendiri karena ke depan tentu orang lebih mengedepankan aspek kaderisasi atau kader,” kata Prof. Asrinaldi dilansir dari ANTARA di Jakarta, Kamis, 29 Agustus 2024.

Ia menjelaskan bahwa tuntutan terhadap fungsi partai politik akan membuat pencalonan pemimpin bangsa memprioritaskan kader, bukan tokoh eksternal partai atau nonkader.

Pilpres 2024 Dinilai Mulai Geser Demokrasi RI Jadi Otokrasi Elektoral yang Mengkhawatirkan

Calon Presiden Anies Baswedan Hadiri Milad PKS ke-21

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Oleh sebab itu, ia mengatakan bahwa pilihan tidak menjadi kader partai akan menyulitkan Anies untuk berkontestasi di tingkat nasional pada masa mendatang, seperti Pemilu 2029.

Sibuk Politik, 2024 Jadi Tahun yang Penuh Guncangan bagi Krisdayanti

“Akan sulit bagi Anies ke depannya untuk mengikuti agenda-agenda politik besar, terutama menempatkan dia sebagai calon pemimpin bangsa karena tuntutan partai untuk mendorong orang-orang yang hebat itu berpartai, yaitu satu keniscayaan dalam sejarah partai politik yang ada di Indonesia ke depannya,” ujarnya.

Walaupun demikian, dia memahami bahwa opsi tidak menjadi kader partai politik akan membuat Anies untuk mudah pergi ke partai mana pun atau menjadi pribadi yang bebas, seperti pada Pemilu 2024, karena Anies diusung Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai NasDem, sebagai calon presiden tetapi tidak menjadi kader partai tersebut.

Sebelumnya beredar kabar bahwa Anies akan diusung PDIP dalam Pilkada Jakarta. Akan tetapi PDIP memutuskan mengusung kader partainya untuk berkontestasi pada Pilkada Jakarta, yakni Pramono Anung dan Rano Karno.

Anies Baswedan saat Acara Apel Siaga Perubahan Partai NasDem

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Pasangan Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Anggota DPR RI Rano Karno tiba di Kantor KPU DKI Jakarta pada Rabu untuk mendaftarkan pencalonan mereka pada Pilkada Jakarta.

Duet Pramono-Rano menjadi bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur pertama yang mendaftar di KPU DKI Jakarta. Selanjutnya, pasangan mantan gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan mantan menteri pertanian Suswono juga mendaftar pada hari yang sama. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya