NasDem Tulis Buku Berisi Pemikiran Politik 'Restorasi Indonesia' Surya Paloh
- VIVA.co.id/Zendy Pradana
Jakarta, VIVA – Surya Paloh kembali terpilih menjadi Ketua Umum Partai NasDem periode 2024-2029. NasDem ternyat sudah membuatkan sebuah buku restorasi untuk Surya Paloh.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai NasDem Teritorial Jawa Barat Saan Mustopa mengatakan bahwa pemikiran Surya Paloh sangat menarik untuk bangsa dan negara Indonesia ini. Judul buku untuk Surya Paloh ialah Restorasi Indonesia: Pemikiran Besar Surya Paloh untuk Nasionalisme dan Demokrasi.
Buku tersebut diluncurkan berbarengan dengan Kongres III Partai NasDem di JCC, Jakarta, Selasa 27 Agustus 2024. Buku tersebut diselesaikan oleh Saan Mustopa selama lima tahun lebih.
"Dari mulai tahun 2016 itu banyak sekali gagasan-gagasan, ide-ide, pemikiran-pemikiran Pak Surya tentang bangsa, tentang negara, terutama konsistensi terkait dengan soal semangat dan nilai kebangsaan Pak Surya. Yang tuangkan bukan hanya dalam ide, dalam gagasan, tapi juga dalam praktik melalui Partai Nasdem ini," ujar Saan di JCC.
Buku tersebut mengambil sebuah tema desertasi, berdasarkan pemikiran Surya Paloh yang peduli kepada bangsa dan negara Indonesia.
"Nah, ini yang membuat saya tertarik. Tadi ada kunci gini, Pak Surya termasuk yang tidak menghendaki bahwa perubahan itu secara radikal. Tapi Pak Surya juga sebagai seorang aktor politik itu melihat kok yang namanya restorasi ini kok kayak lambat sekali gitu kan," kata Saan.
"Ketika kita bertransformasi dari order baru ke reformasi yang udah hampir 20 tahun kok tidak lebih, itu kok kayak lambat gitu. Nah, Pak Surya ingin menawarkan alternatif baru yang namanya restorasi dari pikiran-pikiran Pak Surya. Apa? Ingin mengembalikan nilai-nilai semangat-semangat kebangsaan yang baik dan sebagainya," ujarnya.
Saan menyebutkan bahwa buku tersebut sengaja diluncurkan agar para kader Partai NasDem bisa mengikuti jejak dari pemikiran Surya Paloh.
"Nah, dalam konteks kebangsaan tadi seperti di diskusi itu, ya kita ingin melakukan pembaharuan dalam tatanan politik kita. Dimulai dari mana? Tadi sepakat ya kita harus dimulai dari institusi politik kita," kata Saan.