Cak Imin: Kalau Jadi Kader NU, Jangan Pengecut!
- Sekretariat Wakil Presiden
Bali, VIVA – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin meminta kader Nahdlatul Ulama (NU) tidak jadi pengecut. Hal tersebut diungkap Cak Imin dalam pidato penutupan Muktamar PKB ke-VI di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Minggu, 25 Agustus 2024.
Mulanya, Cak Imin menyinggung para Raja Bali yang membantu PKB dalam menggelar Muktamar di Bali. Cak Imin merasa aman menggelar Muktamar tersebut.
"Saya tadi malam lupa dibarisan kedua dari tamu yang terhormat adalah raja-raja Bali, beliau-beliau sejak awal bersemangat memback up-back up PKB dengan satu kalimat kami di Bali merasa nyaman dengan kekuatan ahlussunnah wal jamaah yang namanya PKB," ujar Cak Imin.
Cak Imin menambahkan ada segelintir orang memakai atribut PKB yang melakukan aksi di luar arena Muktamar pada Sabtu, 24 Agustus 2024. Namun, kata dia, dengan cepat para pecalang membantu meredam aksi tersebut.
"Makanya Kiai kemarin ada beberapa gelintir preman pakai jaket pakai baju PKB, mau mengganggu Muktamar ini bukan kami yang menghadang tapi pecalang-pecalang Bali. Pecalang-pecalang Bali itu keamanan masyarakat yang tidak pernah ingin ada geger-geger di Bali. Alhamdulillah di atasi dengan amat sangat cepat," ujar Cak Imin.
"Saya ingin menghimbau kalau kalian orang baik datanglah baik-baik tanpa harus mengirim preman untuk mengganggu kami. Kalau kalian orang baik jadilah manusia yang gentle tunjukan muka kalian," sambungnya.
Maka itu, Cak Imin menegaskan bahwa menjadi kader NU, tak boleh menjadi pengecut. Ia menyebut pihak yang mengganggu PKB sama saja dengan mengganggu konstitusi.
"Kalau kalian kader NU jangan jadi kader NU yang pengecut. Muhaimin ini ketua umum PKB sekaligus kader NU. Perlu dicatat Muhaimin ini adalah salah satu Rais surya di sebuah ranting. Saya tidak sebut ranting mana kalau disebut khawatir dipecat. Saya ingin sampaikan tidak ada kader NU yang sesungguhnya yang pengecut," kata Cak Imin.
"Mengirim preman, alhamdulillah terima kasih kepada para raja-raja puri-puri Bali yang telah membantu mengamankan proses Muktamar yang konstitusional ini saya ingin sampaikan PKB adalah kekuatan yang dijaga oleh konstitusi negara yang mengganggu PKB berarti mengganggu konstitusi Indonesia," imbuhnya.