Bahlil Singgung Raja Jawa, Sekjen PDIP: Kekuasaan Presiden Bukan Segala-galanya

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham

Jakarta, VIVA – Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia sempat menyinggung adanya sosok 'Raja Jawa'. PDIP pun buka suara terkait hal itu.

Momen Bahlil Sanjung JK Depan Agung Laksono di Tengah Kisruh Ketua PMI

Sekertaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa Indonesia itu menganut sistem presidensial. Sebab, kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat.

“Ya tanya Pak Bahlil. Bagi kita, sistem presidensial, kedualatan berada di tangan rakyat,” ujar Hasto Kristiyanto kepada wartawan di Jakarta, Kamis 22 Agustus 2024.

Kelakar Prabowo ke Bahlil: Walau Kampusnya Tak Ada di Google, tapi Boleh Juga Orang Ini

Hasto menjelaskan bahwa kekuasaan Presiden itu tidak ada yang segala-galanya. Pasalnya, seluruh pemengang kekuasaan tertinggi ada di rakyat.

Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia

Photo :
  • YouTube tvOne
Bahlil di Depan Prabowo: Di Golkar, Ketua Umum Belum Tentu Jadi Presiden

“Kekuasaan presiden juga bukan segala-galanya. Semuanya ditentukan oleh rakyat,” jelas Hasto.

Megawati respon omongan Bahlil

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, merespons pidato Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia dalam Munas Golkar yang sempat menyinggung 'Raja Jawa'. Megawati mengaku tertawa mendengar celotehan bahlil mengenai 'Raja Jawa'.

"Yang buat saya ketawa pagi-pagi, ini karena ini bener ngomong kan, dengar itu ngomongnya Pak Bahlil itu toh. Jadi pagi-pagi saya mau sarapan, Saya biasanya apa tuh baca, langganan banyak koran, terus udah gitu karena saya selalu nanya 'Apa beritanya?' Terus saya ketawa dia ngomong Raja Jawa kan,"  kata Megawati, Kamis, 22 Agustus 2024.

Megawati mengatakan, yang membuatnya tertawa adalah Bahlil bukanlah orang Jawa. Tetapi dalam pidatonya, Bahlil menyinggung soal Raja Jawa.

"Terus maksud saya gini, 'Kayak-kayak dia ngerti aja artinya Raja Jawa' gitu. Karena dia kan orang NTT apa Mana tuh,” ujarnya.

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri

Photo :
  • VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham

Lalu Megawati kemudian berkelakar, jika memang ada Raja Jawa, maka dia mengaku ingin berkenalan dengan Raja Jawa tersebut.

"Langsung sambil sarapan saya ketawa, bilang ada Raja Jawa, terus aku mikir Aku mau kenalan juga deh sama Raja Jawanya. Sejak kapan ada raja Jawa?" Kata Megawati.

"Awas loh ya kalau nanti dipelintir-pelintir. Loh emang toh semua orang juga denger, sejak kapan ada Raja Jawanya, Opo gak gile?" Ujar Megawati.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia berkelakar soal 'Raja Jawa' saat memberikan pesan kepada seluruh kader partai Golkar. 

Ia meminta kepada seluruh kader partai berlambang pohon beringin untuk menjadi garda terdepan dalam membela dan memperjuangkan program pemerintahan Presiden-Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Menurutnya, Prabowo-Gibran merupakan simbol pemerintahan keberlanjutan dari Presiden-Wakil Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ma’ruf Amin. 

Bahlil juga sempat menyinggung sosok Raja Jawa agar dapat mentaati perintah dan keinginannya. Namun, ia tak menyebut secara spesifik yang dimaksud Raja Jawa tersebut. 

"Karena itu pemerintahan Prabowo-Gibran sebagai kelanjutan dari pemerintah Jokowi-Maruf Amin, jadi kita harus lebih paten lagi. Soalnya Raja Jawa ini kalau kita main-main celaka kita," kata Bahlil saat menyampaikan visi-misi dalam acara Munas XI Golkar di JCC Senayan, Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2024.

 

Di sisi lain, Bahlil mengaku tak memiliki kepentingan dibalik jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Ia hanya meminta Golkar harus jauh lebih baik di kedepannya.

 

"Saya jujur saja, saya enggak punya kepentingan apa-apa pribadi, kepentingan saya ke depan adalah Golkar harus lebih baik dari sekarang," ujar Bahlil.

Ilustrasi Pilkada Serentak 2024

Tanggapi Usulan Prabowo Pilkada Lewat DPRD, Legislator Golkar Usul Aktornya Juga Berubah

Politisi Golkar Zulfikar mengatakan, selain fokus pada model pemilu yang paling tepat, aktor politik juga harus melakukan perubahan, untuk memperbaiki kualitas demokrasi.

img_title
VIVA.co.id
17 Desember 2024