Cak Imin Siap Dialog dengan Yenny Wahid dan Ma'ruf Amin Bahas Konflik PKB-NU
- VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham
Jakarta, VIVA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengaku siap berdialog dengan putri presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid, dan Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin untuk membahas konflik yang terjadi antara Nahdlatul Ulama (NU) dan PKB.
"Kita berdialog dengan siapa pun. Ngopi di rumah saya, ngopi dengan siapa pun, siap," kata Cak Imin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin malam.
Ia pun hanya menginginkan semua hal dalam kondisi yang damai. Oleh karena itu, dia menerima semua kritik dan masukan.
Kendati demikian, Cak Imin menegaskan bahwa NU dan PKB adalah organisasi yang berbeda.
"PKB memang, PB NU waktu itu, tapi perlu diingat PB NU waktu itu setelah mendirikan, Gus Dur sendiri menyampaikan bahwa tidak ada organisatoris," ujarnya.
Yenny Wahid mengharapkan Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin bisa menjadi penengah atas konflik yang terjadi antara NU dengan PKB.
"Kiai Ma'ruf Amin bisa mengambil peran besar bisa mengajak para kiai sepuh bu nyai-bu nyai sepuh untuk duduk bersama. Mengajak semua pihak Gus Yahya, Cak Imin, dan Gus Saiful untuk duduk bersama, lalu dirembuk bersama apa sih yang menjadi kepentingan bersama ini apa," kata Yenny usai bertemu dengan Wapres di kediaman resmi Wapres, Jakarta, Senin.
Gus Yahya atau Yahya Cholil Staquf adalah Ketua Umum NU, Gus Saiful atau Saifullah Yusuf merupakan Sekretaris Jenderal NU, serta Cak Imin atau Muhaimin Iskandar adalah Ketua Umum PKB.
Yenny juga mengaku gelisah atas kondisi yang saat ini terjadi antara NU dan PKB. Dia dan Wapres sepakat bahwa adanya NU dan PKB merupakan berkah bagi Indonesia sehingga harus sama-sama dijaga.
Untuk itu, dia memohon kepada Wapres sebagai sesepuh NU bisa mengajak NU dan PKB mediasi bersama agar tercipta proses dialog yang mandiri. Apalagi, NU dan PKB adalah institusi yang didirikan untuk mengusung nilai-nilai kemaslahatan di tengah masyarakat.
Pada Rabu, Ma'ruf Amin menyatakan kesediaannya menjadi penengah atas konflik yang terjadi antara NU dan PKB.
Hal ini diutarakan Wapres dalam keterangan persnya usai meninjau MuseumKu Gerabah Timbul Raharjo Kasongan, Kajen, Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta.
"Kalau keinginan mereka itu untuk saya dimintai sebagai orang yang bagaimana mengislahkan, mendamaikan dengan tulus dengan ikhlas, saya sangat bersedia," kata Wapres
Menurut Wapres, mendamaikan dua pihak yang berseteru merupakan perintah agama, terlebih dirinya merupakan salah satu pendiri PKB dan juga pernah aktif di NU. (ant)