Hasto Bocorkan Rekaman Jokowi Disebut Mengintimidasi, Istana: Itu Kan Pidato Lama Kasihan
- VIVA.co.id/Andrew Tito
Jakarta, VIVA -Â Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin menanggapi pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) di acara Forkopimda 2019 yang dibocorkan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ke publik.
Menurut Ngabalin, rekaman yang dianggap Hasto sebagai upaya intimidasi oleh Presiden Jokowi itu misinformasi tanpa dikroscek ulang.
"Sudah selesai itu salah mereka kasih informasi ke bang Hasto, kasihan itu kan pidato resmi pak Presiden, jadi orang itu merekam lalu mengirim ke pak Sekjen jadi sayang juga pak sekjen tidak cek ulang," kata Ngabalin kepada wartawan di Istana Negara, Jakarta, Senin, 19 Agustus 2024.
Ngabalin menyebut, konflik antara Jokowi dan PDIP sebagai penyebab rekaman tersebut dinarasikan sebagai upaya intimidasi oleh Jokowi.
"Itu kan pidato lama kasihan, jadi memang suka dan tidak suka ya itulah perkaranya. Makanya saya bilang dari awal agak sedikit dibenahi emosi supaya kalau ada hal-hal seperti itu tidak terlalu cepat ditanggapi," kata Ngabalin.
Sebelumnya, Hasto mengungkit rekaman suara yang diduga merupakan suara Presiden Jokowi saat berbicara mengenai upaya hukum dengan membisiki Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jaksa Agung, hingga Kapolri.
Hasto awalnya hanya menjawab pertanyaan wartawan soal Ketum Partai Nasdem, Surya Paloh, yang menyatakan Nasdem tak akan mengusung Anies Baswedan di Pilgub Jakarta 2024.Â
Politikus asal Yogyakarta itu merasa janggal, sehingga ia menjawab jika itu bukan kebiasaan Paloh, namun PDIP tak akan ikut campur.
Hasto menyebut rakyat melihat pencabutan pengusungan Anies oleh Nasdem sebagai hal yang tidak biasa dan seperti ada yang ditutup-tutupi.
"Apakah rekan-rekan wartawan sudah mendengar itu atau belum itu harus diklarifikasi oleh Bapak Presiden karena ini berbahaya di dalam demokrasi dan penegakan hukum itu sekiranya hal tersebut benar. Udah pada mendengar belum?" kata Hasto di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu kemarin.