Jokowi Minta Maaf di Sidang Tahunan, Sekjen PDIP Singgung Pemberantasan Korupsi Hancur
- VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham
Lebak, VIVA - Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjelaskan lebih dalam tentang permintaan maafnya kepada masyarakat Indonesia. Ia menilai Jokowi harus menjelaskan terhadap seluruh kebijakan yang ditetapkan.
"Ya, itu kan dilakukan di forum resmi, sehingga harus dijelaskan konteks minta maafnya terhadap kebijakan-kebijakan yang seharusnya dilaporkan secara objektif," ujar Hasto kepada wartawan di Lebak, Banten, Jumat, 16 Agustus 2024.
Hasto pun menyinggung soal angka kemiskinan di Indonesia yang masih tinggi. Menurutnya, Jokowi harus menjelaskan mengapa hal itu bisa terjadi.
Selain angka kemiskinan, ia juga menyoroti penurunan indeks pemberantasan korupsi yang hancur berada dalam sisi gelap.
"Mengapa kemiskinan meningkat, mengapa indeks demokrasi kita mengalami penurunan, mengapa indeks pemberantasan korupsi justru memasuki sisi-sisi gelap dan mengapa rakyat kelas menengah justru menghadapi berbagai ancaman mengapa impor beras kita itu justru makin besar," kata Hasto.Â
Maka itu, Hasto menilai Jokowi harus menjelaskan seluruh kebijakan yang ditetapkan kepada rakyat Indonesia. Termasuk, kata dia, nilai hutang Indonesia yang semakin bertambah
"Mengapa utang kita makin bertambah, itu yang seharusnya dijelaskan kepada rakyat," tutur dia.
Presiden Joko Widodo berterus terang menyadari ketidaksempurnaan dan keterbatasan pribadinya serta kemungkinan bertindak salah dalam memimpin Indonesia selama sepuluh tahun terakhir.
"Saya sangat menyadari bahwa sebagai pribadi yang jauh dari kata sempurna, sebagai insan yang tumbuh dalam segala keterbatasan, dan sebagai manusia yang jauh dari kata istimewa, sangat mungkin ada yang luput dari pandangan saya; sangat mungkin ada celah dari langkah-langkah yang saya ambil, sangat mungkin banyak kealpaan dalam diri saya," kata Jokowi dalam pidatonya pada Sidang Tahunan MPR, DPR, dan DPD RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat, 16 Agustus 2024.
"Oleh sebab itu, di pengujung masa jabatan ini, izinkan saya menyampaikan suara nurani terdalam kepada Bapak, Ibu, Saudara-Saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air, kepada seluruh rakyat Indonesia, tidak terkecuali satu pun.
"Saya dan Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin mohon maaf; mohon maaf untuk setiap hati yang mungkin kecewa, untuk setiap harapan yang mungkin belum bisa terwujud, untuk setiap cita-cita yang mungkin belum bisa tergapai," katanya.