Soal jadi Ketum Golkar, Bahlil: Nanti Saja Waktu Munas Lihat Perkembangannya

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia
Sumber :
  • Dok. Istimewa

Jakarta, VIVA - Politisi Partai Golkar yang juga Menteri Investasi/ Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, mengaku belum mengikuti dinamika partainya. Walau belakangan, nama dia semakin santer disebut bakal menjadi Ketua Umum Golkar, usai Airlangga Hartarto mengundurkan diri.

Menko Airlangga Targetkan Transaksi Rp80 Triliun pada Tiga Program Diskon Nataru

Hal itu menjawab pertanyaan terkait soal namanya masuk bursa calon Ketua Umum Partai Golkar. Seperti diketahui, Munas Golkar akan digelar pada 20 Agustus 2024. Sejumlah elit partai itu juga menyebut nama Bahlil mengerucut untuk gantikan Airlangga.

"Saya kebetulan belum mengikuti secara langsung apa dinamika di DPP Golkar. Nanti saja waktu Munas kita lihat perkembangannya," kata Bahlil, di Istana Negara Jakarta, Rabu, 14 Agustus 2024.

Golkar Rayakan Hari Ibu dengan Bedah Buku dan Pemberdayaan Perempuan

Meski dekat dengan Presiden Joko Widodo, dia mengatakan hal itu wajar karena dirinya merupakan seorang menteri di Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden KH Maruf Amin, yang harus melaporkan perkembangan pekerjaannya.

Bahlil menegaskan tidak ada cawe-cawe yang dilakukan Jokowi karena apa yang terjadi di Golkar adalah urusan internal partai.

Jokowi Tanpa Partai dan Diisukan Gabung Golkar, Bahlil: Kami Selalu Terbuka kepada Siapa Saja

"Enggak ada. Apa cawe-cawe ini proses internal saja,". 

Lebih lanjut dia mengatakan, soal pemilihan Ketum Golkar akan berporses. Apalagi dirinya meskipun menjadi kader tetapi bukan pengurus pusat partai.

"Saya pikir proses saja lah ya. Saya juga kan bukan kader yang dari pengurus DPP sekarang, jadi alamiah saja," ujarnya lagi.

Sebelumnya diberitakan, Airlangga Hartarto, menyatakan mundur dari posisinya sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Walau pada Pemilu 2024 ini, suara Golkar naik signifikan. Dalam video yang diterima, Airlangga menjelaskan bahwa dirinya mengundurkan diri untuk menjaga keutuhan partai.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya