Jawaban Tegas Anies Baswedan soal Peluangnya Masuk Partai
- VIVA.co.id/Zendy Pradana
Jakarta, VIVA – Meskipun sudah pernah menjadi Gubernur Jakarta, lalu menjadi calon presiden, dan kini hendak maju lagi di Pilgub Jakarta, tapi Anies Baswedan tidak terafiliasi atau bukan kader salah satu partai politik.
Namun di Pilkada Jakarta 2024 ini, wacana Anies Baswedan masuk partai muncul. Termasuk opsi itu muncul dari Partai Keadilan Sejahtera atau PKS, yang mencalonkannya di pilgub. Opsi yang sempat diutarakan PKS adalah akan memberikan partai lain untuk posisi cawagub, tetapi Anies harus menjadi kader. Sebab partai pemenang pemilu legislatif di Jakarta ini, ingin kadernya ikut kontestasi.
Wacana ini kembali mencuat, setelah Anies masih belum bisa mendapatkan kendaraan politik untuk kembali maju selain PKS. Sedangkan Nasdem yang sudah menyatakan mendukung Anies, belakangan menyebut masih ada kemungkinan tidak mengusung Anies.
Mengenai kemungkinan masuk partai politik, Anies hanya menjawabnya dengan singkat.
"Nanti kita lihat," kata Anies saat ditanyakan peluang gabung partai politik, di kawasan Jakarta Selatan pada Kamis 8 Agustus 2024.
Sebelumnya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah memberikan tenggat waktu selama 40 hari untuk Anies Baswedan mencari koalisi yang bisa mengusung pasangan Anies Baswedan-Sohibul Iman (AMAN) di Pilgub DKI Jakarta. Namun, tenggat waktu itu sudah habis saat ini.
PKS pun berpeluang untuk meninggalkan Anies Baswedan yang hanya diminta untuk memastikan pasangan AMAN berlayar. PKS hanya butuh 4 kursi lagi untuk mencalonkan di Pilgub Jakarta.
"Sebagai partai pemenang di Jakarta, DPP PKS sudah memutuskan bahwa kadernya harus ikut dalam kontestasi Pilkada Jakarta baik sebagai cagub atau cawagub. Prioritas kami saat ini adalah memastikan pasangan AMAN berlayar, dan kami sangat berharap Mas Anies sebagai kandidat bisa memenuhi kekurangan 4 kursi tersebut," ujar Juru Bicara PKS, Muhammad Kholid kepada wartawan, Kamis 8 Agustus 2024.
Kholid mengatakan bahwa PKS sudah melakukan komunikasi dengan sejumlah partai politik, diantaranya Partai Nasdem dan PKB. Kedua partai politik itu berkomunikasi dengan PKS lantaran berpeluang mendukung Anies di Pilkada serentak 2024.
Namun begitu, tenggat waktu PKS untuk Anies mencari koalisi sudah habis sejak 4 Agustus 2024. Maka itu, PKS kini justru membuka komunikasi dengan partai politik di luar koalisi yang pernah dibangunnya saat Pilpres 2024 kemarin.
"Salah satu opsi komunikasi tersebut adalah juga membangun komunikasi politik dengan KIM dimana RK sebagai calon definitif mereka saat ini. Opsi ini sedang dikaji dan dibahas oleh DPP PKS," kata Kholid.
Kholid menyebut telah memberikan tenggat waktu yang cukup selama 40 hari sejak Anies-Sohibul Iman dideklarasi maju di Pilgub Jakarta. Tetapi, Anies dinilai belum maksimal mengusahakan agar tiket ini berlayar.
"Mas Anies sudah diberikan karpet merah dengan memperoleh 18 kursi PKS. Bahkan Presiden PKS Ahmad Syaikhu sampai turun gunung mencari mitra koalisi buat Mas Anies agar bisa memenuhi kekurangan kursi tersebut. Dan kami terus berdoa agar semua ikhtiar dimudahkan," kata dia.
Kholid bersikap tegas, bahwa PKS akan berkomitmen pada dua opsi setelah ini. Adapun opsi pertama PKS yakni tetap mengupayakan pasangan Anies-Sohibul Iman tetap maju di kontestasi Pilkada 2024.
"Opsi kedua, membuka opsi lain jika pasangan AMAN tidak bisa berlayar karena kekurangan kursi. Di kedua opsi itu, PKS mensyaratkan agar kadernya harus ikut berlaga entah sebagai cagub atau cawagub. Insya Allah," jelasnya.