Istana Sebut Permintaan Maaf Jokowi Wujud Adab Ketimuran
- VIVAnews/Agus Rahmat
Jakarta, VIVA – Pihak Istana menjelaskan bahwa permintaan maaf Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan wujud nilai-nilai luhur dan adab ketimuran.
Presiden Jokowi meminta maaf pada acara zikir dan doa Kebangsaan dalam rangka HUT ke-79 Republik Indonesia di halaman Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis malam, 1 Agustus 2024.
"Permintaan maaf yang disampaikan Presiden Jokowi merupakan perwujudan dari nilai-nilai luhur agama dan adab ketimuran," kata Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana dalam keterangannya, Rabu, 7 Agustus 2024.
Ari menjelaskan bahwa konteks penyampaiannya juga di forum Zikir dan Doa Kebangsaan yang dihadiri berbagai tokoh lintas agama dan masyarakat yang digelar untuk menyambut bulan Kemerdekaan.
"Meskipun dari berbagai hasil survei menunjukan tingkat kepercayaan dan juga tingkat kepuasan pada kinerja Presiden Jokowi masih tetap tinggi, namun beliau tetap menyadari bahwa sebagai manusia biasa, beliau tidaklah sempurna. Sikap semacam ini merupakan manifestasi dari sikap rendah hati dari seorang pemimpin," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia atas segala kesalahan selama memimpin Indonesia, terutama dalam lima tahun terakhir bersama Wapres Ma'ruf Amin. Jokowi bilang dirinya tak sempurna karena manusia biasa.
Hal itu disampaikan Jokowi dalam sambutannya saat membuka zikir dan doa Kebangsaan dalam rangka HUT ke-79 Republik Indonesia di halaman Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis malam, 1 Agustus.
“Dalam kesempatan yang baik ini di hari pertama bulan kemerdekaan bulan Agustus dengan segenap kesungguhan dan kerendahan hati izinkanlah saya dan Profesor Kiai Haji Ma'ruf Amin ingin memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas segala salah dan khilaf selama ini,” kata Jokowi.
“Khususnya selama kami berdua menjalankan amanah sebagai Presiden Republik Indonesia dan sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia,”sambungnya.
Jokowi mengaku, selama menjadi Presiden Indonesia, dirinya tidak bisa memenuhi seluruh harapan dari seluruh masyarakat.
“Kami sangat menyadari bahwa sebagai manusia kami tidak mungkin dapat menyenangkan semua pihak, kami juga tidak mungkin dapat memenuhi harapan semua pihak,” ujarnya.
Dia menambahkan, dirinya hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan.
“Saya tidak sempurna, saya manusia biasa, kesempurnaan itu hanya milik Allah Subhanahu Wa Ta'ala,” ujarnya.