Airlangga Bertemu Sun Haiyan, Golkar Diundang PKT Studi Makan Gizi Gratis ke Cina
- Istimewa
Jakarta - Ketua Umum DPP Partai Golkar yang juga Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan Vice Minister International Dept of CPC (Partai Komunis Cina) Central Committe HE Mme Sun Haiyan. Dua tokoh politikus itu membahas isu penting terutama penguatan kerja sama.
Dalam pertemuan itu, kedua tokoh juga secara khusus membahas kerja sama Partai Golkar dan PKT. Airlangga menuturkan PKT salut dengan perolehan suara Golkar di Pemilu 2024.
Airlangga bilang, PKT juga memuji pencapaian suara Golkar yang menambah kursi di parlemen DPR.
Menurut dia, PKT jua mengundang Golkar dan perwakilan pemerintah RI datang ke Cina. Agenda undangan itu terkait studi makan gizi gratis di Cina yang sudah diterapkan dalam 10 tahun terakhir.
"Tim Golkar dan Pemerintah RI akan diundang ke Cina, yakni tim untuk studi makan gratis karena Cina sudah memulai program itu sejak 10 tahun," kata Airlangga di Jakarta, Selasa, 30 Juli 2024.
Airlangga menambahkan pemerintah RI yang akan datang ke Cina nanti adalah Tim Kedaulatan Pangan yang diwakili Tim Ahli Kemenko Perekonomian Zaki Iskandar. Ia menekankan studi itu penting untuk mendukung program utama pemerintahan era Prabowo Subianto.
"Studi ini dalam rangka mendukung program Presien Terpilih Prabowo Subianto," ujar Airlangga.
Saat pertemuan itu, Airlangga ditemani sejumlah elite Partai Golkar seperti Sekretaris Jenderal Lodewijk F Paulus, dan beberapa Ketua DPP Meutya Hafid, Dave F Laksono.
Selain isu politik, Airlangga menjelaskan isu lain yang dibahas dengan Sun Haiyan adalah rencana Cina yang akan kembali buka akses pasar untuk minyak sawit dari Indonesia. Kata dia, Pemerintah Cina juga akan buka akses pada produk perikanan dan pertanian dari Indonesia.
"Pemerintah Tiongkok juga akan menjanjikan investasi pada bidang industri hijau, kendaraan listrik, dan baterainya, infrastruktur, sektor digital, hingga logistik," lanjut Airlangga.
Kemudian, ia menambahkan kerja sama Pemerintah RI dan Cina selama ini sudah berjalan cukup baik. Airlangga menyertakan data total perdagangan antara RI dan Cina pada 2023 berada di angka 127.819 miliar dolar AS.
Adapun dari jumlah itu, total ekspor RI ke Cina sekitar 64.938 miliar dolar AS. Sementara, impor tercatat sebanyak 62.880 miliar dolar AS. Dengan demikian, ada surplus perdagangan untuk Indonesia sebesar 2.057 miliar dolar AS.
Padahal, data sebelumnya menunjukkan empat tahun periode 2019-2022, neraca perdagangan RI selalu defisit dalam perdagangan dengan Cina. Selain perdagangan, investasi Cina di RI tercatat sebesar 7.438.379,1 miliar dolar AS.
Dari data, lima sektor investasi Cina di RI yakni industri pengolahan logam senilai 12,8 miliar dolar AS (41 persen). Lalu, sektor transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi senilai 7,9 miliar dolar AS (26 persen); listrik, gas, dan air senilai 2,5 miliar dolar AS (8 persen).