Didukung Koalisi Gemuk, Ini Lawan Sepadan Bobby Nasution di Pilgub Sumut

Wali Kota Medan Bobby Nasution
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA  – Jelang Pilkada serentak pada 27 November 2024 di Indonesia ini, Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumatera Utara tidak lepas dari lepas perhatian publik di Tanah Air. Karena, ada sosok sang menantu Presiden RI, Joko Widodo, yakni Muhammad Bobby Afif Nasution maju dalam kontestasi itu.

Bobby Nasution saat menjabat Wali Kota Medan, diusung koalisi 'gemuk', yaitu Partai Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat dan terakhir PKB. Sedangkan, NasDem sudah memberikan sinyal akan mendukung suami Kahiyang Ayu di Pilgub Sumut.

Golkar sendiri merupakan partai politik pemenang Pemilu 2024, dengan jumlah 22 kursi DPRD Sumut periode 2024-2029. Gerindra 13 kursi, PAN 6 kursi, Demokrat 5 kursi, dan PKB memperoleh 4 kursi.

Kemudian, Bobby Nasution yang baru meniti karir di dunia politik pada akhir 2019, dengan maju di Pilwakot Medan 2020 dan menang bersama pendampingnya, Aulia Rachman melawan Akhyar Nasution dan Salman Alfarisi.

Tidak menutup kemungkinan, sejumlah partai politik lainnya akan merapat dan memberikan dukungan kepada Bobby Nasution di Pilgub Sumut tahun ini.

Lawan Sepadan Bobby Nasution

Mantan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi.(B.S.Putra/VIVA)

Photo :
  • VIVA.co.id/B.S. Putra (Medan)

Sementara Edy Rahmayadi digadang-gadang sebagai lawan sepadan Bobby Nasution di Pilgub Sumut baru mengantongi rekomendasi pengusungan dari Partai Hanura. Sedangkan, Hanura hanya memiliki 5 kursi di DPRD Sumut, hasil Pileg 2024.

Edy Rahmayadi yang merupakan Gubernur periode 2018-2023 ini berpotensi besar akan diusung PDIP yang memiliki 21 kursi di DPRD Sumut. Secara hitungan, PDIP tidak perlu berkoalisi untuk mendukung Bacalon Gubernur dan Wakil Gubernur di Pilgub Sumut ini.

Tapi, langkah mantan Pangkostrad itu, mendapatkan 'Golden Ticket' tidak bisa mulus begitu saja. Karena, ada sosok Nikson Nababan merupakan kader PDIP. Sedangkan, Edy tidak kader parpol merah itu.

Kini, antara Edy dan Nikson mantan Bupati Tapanuli Utara selama dua periode, menanti mendapatkan restu dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, untuk maju di Pilgub Sumut.

Selain PDIP, ada PKS memiliki 10 kursi, Perindo dan PPP masing-masing memiliki 1 kursi di DPRD Sumut. Para parpol tersebut, belum menentukan sikap akan mengusung dan mendukung Bobby Nasution atau Edy Rahmayadi.

Sementara DPD Golkar Sumut  di JW Marriott Hotel Medan, Senin 15 Juli 2024, mengumumkan kepada publik bahwa Bupati Asahan, Surya menjadi Bacalon Wakil Gubernur Sumut, untuk mendampingi Bobby Nasution di Pilgub Sumut tahun ini.

Penunjukan Surya itu diaminkan dan didukung oleh DPP Partai Gerindra. Sehingga, bakal paslon Bobby Nasution-Surya bakal melenggang di Pilkada Sumut 2024.

Pengamat Pengamat Politik Sumut, Rafriandi Nasution, mengungkapkan bahwa peta politik di Pilkada Sumut semakin seru, dengan hitung-hitungan kekuatan untuk merebut kursi orang nomor satu di Pemprov Sumut.

Paslon Bobby-Surya

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kiri) menyerahkan surat dukungan kepada Bobby Nasution (tengah), didampingi oleh Sekar Tandjung (kanan) di Jakarta, Rabu, 19 Juni 2024.

Photo :
  • ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi

Dengan pengusulan Surya sebagai pendamping Bobby Nasution di Pilgub Sumut, menurut Rafriandi, pasti ada skema politik akan disiapkan oleh PDIP sebagai rival nantinya di Pilgub Sumut 2024. Kejutan tersebut, akan disampaikan di publik. 

"Bagi PDIP dengan jelasnya, pasangan Bobby Nasution tentu akan menyegerakan penetapan calon Gubernur Sumut yang akan disepakati dengan parpol koalisinya nantinya," kata Rafriandi kepada VIVA, Rabu 17 Juli 2024.

Rafriandi yang merupakan akademisi dari Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), mengatakan penunjukan Surya sebagai pendamping Bobby merupakan hak dari Partai Golkar dengan koalisi suara terbanyak dan pemenang Pemilu 2024, di Sumut. Pastinya, Golkar memiliki nilai tawar besar dengan mengajukan kadernya untuk mendampingi Bobby Nasution.

"Munculnya nama Bupati Asahan H.Surya mendampingi Bobby nasution dari Partai Golkar sepertinya akan diaminkan partai koalisi lainnya termasuk Gerindra sebagai partainya pengusung Bobby Nasution (Kader Gerindra). Bagi partai lainnya tak akan bersuara lagi, karena Golkar pemilik suara terbesar dan pemenang Pemilu Legislatif di Sumut," jelas Rafriandi.

Rafriandi menjelaskan tinggal upaya formalitas yang akan dibicarakan dan diskusikan bersama partai partai koalisi lainnya, Gerindra, PAN, Nasdem, PKB, Demokrat. "Kemudian, akan ditandai dengan penandatanganan bersama termasuk gabungan nama Bobby-Surya, atau tagline pasangan," kata Rafriandi.

Jokowi Pasrah Dipecat sebagai Kader PDIP: Waktu yang akan Mengujinya

Dengan itu, Rafriandi mengatakan pasangan iniakan memberi keuntungan untuk konsolidasi koalisi dan sosialisasi ke grassroot. Jadi, pemilihan Surya sebagai pendamping Bobby Nasution sebagai upaya memenangkan suara pemilih di wilayah Asahan, Batubara, Tanjung Balai hingga ke Labuhanbatu yang jumlah penduduknya di wilayah tersebut termasuk besar setelah Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang.

"Surya sebagai senior di Golkar,dan merupakan kader tulen Golkar tentunya paham betul teritori wilayah Asahan, Batubara, Tanjung Balai dan Labuhan Batu. Dan akan lebih dihormati jika turun ke akar rumput Golkar. Termasuk dukungan para senior Golkar sekaligus mengobati kekecewaan kader Golkar yang tak jadi mengusung Ketua Golkar Sumut Musa Rajekshah," kata Rafriandi.

Golkar Terbuka Bagi Keluarga Jokowi, Gibran: Tunggu Saja

"Sehingga dengan cawagubsunya kader Golkar, konsolidasi suara Golkar memberikan dukungan kepasangan Bobby dan Surya, bisa memperoleh diatas 70% nantinya di Pilgub Sumut, bahkan lebih. Jika faktor lainnya bisa dimaksimalkan terutama logistik dan Bansos," sebut Rafriandi.

Calon PDIP

Dipecat PDIP, Gibran: Saat Ini Saya Fokus Membantu Presiden

Rafriandi mengungkapkan bahwa Edy Rahmayadi kerap diunggulkan akan berselancar dan berpeluang besar didukung atau maju di Pilgub Sumut dari PDIP. Kemudian, mantan Pangkostrad itu, dinilai lawan sepadan Bobby Nasution di Pilgub Sumut 2024.

"Tetapi itu masih koma belum titik, karena Edy Rahmayadi bukan kader. Maka akan lebih rumit kalkulasinya, misal pembiayaan survei, konsolidasi keakar rumput di struktural jejaring PDIP dan organisasi sayapnya. Kemudian, pembiayaan kampanye pusat dan daerah," ucap dosen UISU itu.

"Belum lagi, pertanyaan tentang pembentukan tim sukses yang telah dibentuk Edy Rahamayadi sampai dimana luasnya dan sebagainya. Akhirnya adalah besaran anggaran atau logistik yang harus disediakan," kata Rafriandi kembali.

Rafriandi menyebutkan bahwa selain Edy Rahmayadi ada juga kader internal PDIP Nikson Nababan, Barry Simorangkir dan Abdul Aziz. Tetapi, sepertinya PDIP akan melakukan tahapan survei dulu sebelum memutuskan siapa yang akan dicalonkan.

"Karena di DPP PDIP bagi mereka Pilkada Sumut kali ini, harus dimenangkan dengan kalkulasi bijaksana. Artinya PDIP tidak akan memaksakan selera mereka, selama Pilkada sebelumnya di Sumut, kalah ketika pasangan yang di usung tidak sesuai dengan kehendak Pemilih Sumut. Jadi mungkin di bulan Agustus akan terlihat keputusan yang sesungguhnya dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri," jelas Rafriandi.

Disisi lain, Rafriandi mengungkapkan bahwa PKS sendiri, akan mencermati siapa yang akan diusung oleh PDIP nantinya. PKS pernah merasakan jadi Gubernur Sumatera Utara ketika Gatot Pujo Nugroho terpilih. "Kemudian, kawan kawan pemilih di daerah kekuasaan PDIP justru besar dukungannya saat itu," kata Rafriandi.

Rafriandi menambahkan bahwa melihat komitmen kedua partai diatas tampaknya kecil kemungkinan Bobby melawan kotak kosong. 

"Karena kelihatan antara PDIP dan PKS itu sudah ada getaran yang sama seperti diutarakan Ketua PKS Sumut, Usman jakfar dan Rapidin Simbolon, ini yang membuat agak bergetar kubu sebelah," tutur Rafriandi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya