KPU Tak Campuri Urusan Pribadi Hasyim Asy'ari

Gedung KPU (Komisi Pemilihan Umum)
Sumber :
  • vivanews/Andry Daud

Jakarta - Komisioner KPU RI August Mellaz mengungkap alasan pihaknya tidak menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat atas putusan DKPP RI yang menjatuhkan sanksi pemberhentian tetap kepada Ketua Hasyim Asy'ari terkait kasus dugaan asusila.

Persyaratan Peserta Pemilu Disarankan Diperketat setelah MK Hapus Presidential Threshold

Mellaz menekankan bahwa kasus Hasyim adalah pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu yang dilakukan secara pribadi. Hal ini juga tidak berkaitan dengan KPU RI sebagai lembaga penyelenggara pemilu.

"Teman-teman yang jelas, kalau kasus pelanggaran kode etik pemilu, ya kode etik dan perilaku penyelenggara pemilu itu persoalan pribadi-pribadi. Di situ," ujarnya ditanyai awak media di Kantor KPU RI, Menteng, Jakarta, Jumat, 5 Juli 2024.

MK Sarankan KPU Tak Gunakan Nomor Urut dalam Pilkada

Karena itu, Mellaz mengaku tidak ingin mengomentari lebih banyak terkait kasus yang mendera Hasyim. Terlebih, DKPP sudah mengeluarkan keputusan dan dirinya pun menghormati itu.

Deretan Fakta Persidangan Kasus Agus Buntung Pelaku Pelecehan Seksual, Ibunya Jatuh Pingsan

Ketua KPU Hasyim Asyari

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

"Putusannya sudah keluar, ya kita hormati di situ," kata Mellaz.

Saat ditanya awak media lebih lanjut terkait perilaku Hasyim yang turut mencoreng nama KPU RI, Mellaz lagi-lagi berdalih bahwa kasus itu merupakan urusan pribadi.

"Kan kalau KPU-nya disuruh minta maaf, itu kan kecuali kami ya. Ini kalau urusan itu, urusan pribadi-pribadi. Kami juga tidak akan campuri," ujarnya. 

Agus Buntung saat keluar ruang sidang di Pengadilan Negeri Mataram, Kamis, 16 Januari 2025 (Satria)

Terpopuler: Cek Fakta Kabar Pembuatan SIM Gratis, Viral Agus Buntung Mengeluh Tak Nyaman di Penjara

Ada berbagai artikel di kanal Trending VIVA yang berhasil mencuri perhatian pembaca VIVA, mulai dari cek fakta kabar pembuatan SIM gratis hingga viral Agus Buntung

img_title
VIVA.co.id
18 Januari 2025