PDIP Keluarkan Rekomendasi 11 Calon Kepala Daerah di Jatim, Kediri untuk Mas Dhito
- Pemkab Kediri
Surabaya – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengeluarkan surat tugas atau rekomendasi kepada 11 bakal calon kepala daerah (bacakada) yang akan diusung pada Pilkada serentak 2024 di Jawa Timur (Jatim).
Kesebelas bacakada penerima surat tugas itu ialah Hanindhito Himawan Pramana atau Mas Dhito untuk Pilkada Kabupaten Kediri; Eri Cahyadi untuk Pilkada Kota Surabaya; Mochamad Nur Arifin untuk Pilkada Kabupaten Trenggalek; Sugiri Sancoko untuk Pilkada Kabupaten Ponorogo; dan HM Sanusi untuk Pilkada Kabupaten Malang.
Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana
- Pemkab Kediri
Kemudian Marhaen Djunaidi untuk Pilkada Kabupaten Nganjuk; Fandi Ahmad Yani untuk Pilkada Kabupaten Gresik; Mahoed untuk Pilkada Kabupaten Bangkalan; Ony Anwar untuk Pilkada Kabupaten Ngawi; Bambang Rianto untuk Pilkada Kota Blitar; dan Achmad Fauzi untuk Pilkada Kabupaten Sumenep.
Sekretaris DPD PDIP Jatim Sri Untari Bisowarno mengatakan, surat tugas itu diberikan sebagai start bagi para bacakada Menerima surat untuk melakukan konsolidasi pemenangan.
"[Konsolidasi] Baik internal partai maupun komunikasi dengan partai-partai lain untuk membangun kerjasama politik,” kata Sri Untari, Jumat, 5 Juli 2024.
Surat tugas tersebut, lanjut dia, dimaksudkan sekaligus untuk menyiapkan mesin PDI Perjuangan agar solid dan kuat. Karena itu, para penerima surat tugas harus yakin bahwa dirinya bisa meraih kemenangan di Pilkada 2024 ini.
Untari menegaskan, surat tugas untuk bacakada hanya diterbitkan satu kali. Itu untuk menepis isu beredar bahwa PDIP mengeluarkan surat tugas dua kali untuk Pilkada Kota Blitar. "Surat tugas itu hanya satu,” jelas Untari.
Selanjutnya, lanjut Untari, surat tugas bakal calon untuk 27 kabupaten/kota lainnya di Jatim akan keluar dalam waktu tak lama lagi. Termasuk untuk Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim). " Tunggu saja,” pungkasnya.
Pramono Anung Cerita Gus Dur-Megawati Aslinya Tak Akur, Rujuk Gara-gara Nasi Goreng
Pramono menuturkan kalau sejatinya hubungan Gus Dur dan Megawati kurang akur, tiba-tiba Gus Dur minta Megawati jadi Wakil Presiden
