Warga Halmahera Tolak Anak Koruptor Maju Jadi Bupati di Pilkada 2024

Farrel Erawan Anak Dari Terpidana Kasus Korupsi Eks Bupati Rudi Erawan Maju di Pilkada (Doc: Istimewa)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Halmahera – Koordinator Forum Warga Halmahera Timur, Abdul Nurman mengatakan bahwa masyarakat harus mengingat perilaku koruptif Bupati Rudi Erawan, yang menerima uang gelap sebesar Rp6,3 miliar.

PDIP Berpeluang Bareng Gerindra-PKB di Pilkada 2024, Tapi Cagub Jateng Harus Kader Banteng

Kasus tersebut menjadi pengingat setelah anak dari Rudi, Farrel Erawan maju sebagai calon Bupati Halmahera.

Nurman menegaskan bahwa tindakan korup Rudi Erawan kenyataannya merugikan hak warga atas jalan yang layak dan tidak rusak.

PAN Pertimbangkan Dukung Kaesang jika Ridwan Kamil Tak Maju Pilkada Jakarta

“Masyarakat tidak boleh lupa kejahatan korupsi Rudi Erawan, yang menerima suap sebesar Rp6,3 miliar. Korupsi Rudi bahkan sempat menyebabkan banyak jalan di Halmahera Timur tidak layak dan rusak,” kata Abdul Nurman dalam keterangan kepada awak media Minggu, 30 Juni 2024.

Farrel Erawan Anak Dari Terpidana Kasus Korupsi Eks Bupati Rudi Erawan Maju di Pilkada (Doc: Istimewa)

Photo :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong
Ribuan Petani Kumpul di Semarang Minta Sudaryono Maju Pilgub Jateng

Karena itu, Nurman pun berharap masyarakat tidak mentolerir siapa pun yang menjadi bagian dari Rudi Erawan untuk mencoba memimpin Halmahera Timur.

Pasalnya, tindakan tersebut hanya akan merugikan kepentingan dan layanan publik kepada warga Halmahera Timur.

“Kita tentu tidak mau jatuh ke lubang yang sama dua kali, menjadi korban perilaku koruptif Rudi Erawan. Kita ingin kemajuan pembangunan Halmahera Timur yang berdampak bagi kesejahteraan masyarakat," ucap Abdul.

Salah satu kunci untuk mewujudkan kondisi tersebut, menurut Abdul, adalah memilih pemimpin yang tidak punya watak koruptif dan bukan bagian dari keluarga koruptor.

Apalagi, ungkap Nurman, masih ada dua mobil dinas Pemerintah Kabupaten Halmahera Timur yang belum dikembalikan oleh Rudy Erawan.

Warga Wasile Timur itu mengatakan mobil dinas tersebut masih dikuasai dua ajudan Rudy Erawan, bernama Muhammad Arnes dan Jhon.

Nurman juga mengungkapkan penguasaan mobil ini akhirnya merugikan keuangan Pemerintah Kabupaten Halmahera Timur.

“Saya kira Rudi Erawan dan keluarganya harus tahu diri. Dua mobil dinas (Toyota Hilux dan Toyota Fortuner) sampai sekarang belum dikembalikan. Perilaku koruptifnya kok belum juga berubah. Memalukan," singgung dia.

Seperti diketahui, Muhammad Farrel Adhitama Erawan atau Farrel Erawan, secara resmi mendaftarkan diri sebagai calon Bupati Halmahera Timur.

Farrel menggandeng Hi Thaib sebagai calon Wakil Bupati Halmahera Timur. Dia juga disinyalir mendapat dukungan kuat dari sang ayah, Rudi Erawan, yang sudah divonis pidana penjara 4,5 tahun dan dicabut hak politiknya selama 5 tahun.  

Nurman pun menyerukan warga untuk menghentikan upaya lahirnya dinasti politik di Halmahera Timur. Pasalnya, dinasti politik hanya akan menyuburkan praktik korupsi dan nepotisme di Halmahera Timur.

“Sudah korupsi, eh ingin buat dinasti politik pula. Seluruh warga Halmahera Timur menolak praktik korupsi dan dinasti politik,” jelas dia.

Senada dengan hal itu, Direktur Lingkar Madani atau organisasi sipil masyarakat Indonesia, Ray Rangkuti juga tak ingin Pilkada 2024 menjadi pintu masuk bagi tumbuhnya praktik korupsi dan dinasti politik.

Ray mengatakan pilkada harus memberi kesempatan bagi hadirnya proses regenerasi kepemimpinan yang melibatkan partisipasi masyarakat luas di daerah, dan bukan untuk keluarga tertentu.

“Dengan begitu, (apakah) nanti keluarga tertentu saja yang memerintah di daerah-daerah tertentu secara terus menerus. Jadi, apakah pemilu dan Pilkada 2024 sekadar untuk melegalisasi nepotisme?,” tutup Ray.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya