Jokowi Bicara Potensi Turbulensi Politik dalam Transisi Pemerintahan
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Jakarta - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) berharap agar transisi pemerintahan ke periode 2024-2029 berjalan dengan mulus dan baik. Maka itu, ia mengingatkan jajarannya agar menjaga stabilitas politik.
"Dan secara khusus, yang harus menjadi perhatian yaitu stabilitas politik, ini penting agar jangan sampai ada turbulensi politik agar transisi dari pemerintah sekarang ke pemerintahan berikut ini mulus dan baik," kata Jokowi dalam sidang kabinet paripurna bersama jajaran menteri di Istana Negara, Jakarta, Senin, 24 Juni 2024.
Di sisi lain, Jokowi mengatakan transisi pemerintahan di Indonesia akan dipantau oleh dunia Internasional. Ia pun mengingatkan kepada seluruh menteri kabinet akan isu-isu politik yang terus berkembang.
"Dan agar transisi dari pemerintah sekarang ke pemerintahan berikut ini mulus dan baik, itu yang selalu dilihat oleh dunia internasional," kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Jokowi bangga karena daya saing Indonesia naik ke peringkat ke-27 membalap Inggris dan Jepang. Peringkat tersebut berdasarkan data Indeks World Competitiveness Ranking 2024 yang sebelumnya Indonesia menduduki peringkat 34.
"Saya senang Alhamdulillah daya saing kita di tahun 2024 naik signifikan. Ini penting karena ranking daya saing kita di dunia dari sebelumnya 44 melompat ke (peringkat) 34, kemudian sekarang melompat lagi ke angka 27. Dan yang saya senang ini mengalahkan Inggris yang berada di rangking 28," ujar Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana negara, Jakarta, Senin, 24 Juni 2024.
Kepala Negara itu mengatakan secara kumulatif, peringkat Indonesia meningkat disebabkan karena Undang-undang (UU) Cipta Kerja. Selain itu, perekonomian Indonesia dalam dunia bisnis juga menjadi salah satu faktornya.
Jokowi menyebut daya saing Jepang turun tiga peringkat karena pelemahan nilai mata uang dan penurunan stabilitas, sementara Malaysia ekonominya turun tujuh peringkat juga karena pelemahan ekonomi dan isu stabilitas politik.
Oleh sebab itu, ia menegaskan pentingnya stabilitas politik, stabilitas nilai tukar mata uang, dan peningkatan produktivitas untuk menyokong ekonomi.
“Dan yang dinilai dari kenaikan utama daya saing Indonesia karena pemerintahan, dunia usaha, dan karena ekonomi kita,” ujar dia.