Pakar: Pilgub Jakarta 2024 Big Match, Anomalinya Anies Turun Kelas dari Capres

Anies Baswedan (kanan) dan Ridwan Kamil (kiri)
Sumber :
  • Instagram @aniesbaswedan

Jakarta - Mantan calon presiden atau capres Anies Baswedan terus digadang kuat akan maju sebagai bakal calon gubernur atau bacagub di Pemilihan Gubernur atau Pilgub Jakarta 2024. Jika Anies benar maju maka Pilgub Jakarta ibarat seperti big match di Pilkada 2024.

Pakar politik Adi Prayitno menyebut ada kecenderungan Pilgub Jakarta 2024 semacam big match karena tanding ulang dengan mengkloning konfigurasi politik dalam Pilpres 2024. Kata dia, tanding ulang itu seperti menggambarkan kubu oposisi melawan penguasa.

"Nah, kubu penguasa per hari ini, kecenderungannya itu ingin mengusung Ridwan Kamil untuk bertanding di Jakarta," kata Adi dalam Catatan Demokrasi tvOne dikutip VIVA pada Rabu, 19 Juni 2024.

Dia menganalisa dalam dinamikanya saat ini Partai Gerindra seperti sudah definitif mengumumkan tertarik mengusung eks Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil alias RK. Setelah Gerindra, ada partner parpol di Koalisi Indonesia Maju (KIM) yakni PAN dan organisasi relawan loyal Jokowi yaitu Projo di barisan yang siap dukung RK.

"Itu yang saya kira instrumen-instrumen bisa diukur betapa kawan-kawan yang tergabung dalam KIM itu intensinya untuk memajukan Ridwan Kamil," jelas Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia itu.

Pakar politik Adi Prayitno dalam acara Catatan Demokrasi tvOne.

Photo :
  • YouTube tvOne

Pun, dia menyoroti figur Anies yang digadang kuat maju di Pilgub Jakarta 2024. Adi menyinggung sosok Anies yang disebut sebagai antitesa kekuasaan politik saat ini.

Adi memprediksi barisan Koalisi Perubahan di Pilpres 2024 akan bersanding dengan PDIP untuk mengusung Anies.

"Yang sudah secara definitif oleh PKB yang kemungkinan besar akan segera bergabung PDIP dan PKS. Dan, sangat mungkin juga Nasdem ada di dalamnya," ujar Adi.

Menurut dia, dinamika itu politik itu yang sudah terlihat di lapangan. Namun, ia menyebut ada sejumlah anomali di Pilgub Jakarta.

"Kenapa anomali? Pertama anomalinya itu karena Anies itu turun kelas terus terang. Ini adalah calon presiden kemudian tanding ulang di Pilgub," sebut Adi.

Bagi Adi, jika Anies nanti benar turun di Pilgub Jakarta maka akan menurunkan grade atau nilai politiknya.

"Secara grade politiknya ini turun kan menurut saya yang menimbulkan banyak resistensi belakangan. Pilpres aja kalah, bagaimana pilgub?" lanjut Adi.

Lantas, ia yakin PDIP akan berbeda barisan dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang identik dengan sentuhan Jokowi. Dia bilang PDIP dan Jokowi tak bisa lagi dikait-kaitkan dalam satu barisan di kontestasi pemilu.

"Sudah lama, wassalam kok. Kecenderungannya misalnya kenapa PDIP itu tertarik berkoalisi mengusung Anies Baswedan karena di kubu penguasa Ridwan Kamil ada sentuhan Pak Jokowi," kata Adi.

Relawan Berusaha Keras Menangkan Pasangan RK-Suswono di Jaktim

Dia memprediksi kemungkinan nanti RK berpeluang berpasangan dengan putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep.

Ridwan Kamil Mau Bikin Fasilitas Gym di Pinggir Jalan: Bisalah Sekeringat, Dua Keringat

"Ini yang menimbulkan keyakinan di mana ada pak Jokowi, intensi politiknya ada di situ maka sepanjang itu juga haram bagi PDIP untuk menjadi bagian dari koalisi," tutur Adi.

Kampanye Akbar calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut nomor urut 2, Edy Rahmayadi-Hasan Basari Sagala, di Lapangan Sejati Pratama, Kota Medan.(istimewa/VIVA)

Edy Rahmayadi Kampanye Akbar: Ada ‘Surga’ Kecil yang Diberikan Tuhan di Sumatera Utara

Di hadapan ribuan masyarakat hadir dalam kampanye akbar 'Konser Aksi Dua'. Calon Gubernur Sumatera Utara nomor urut 2, Edy Rahmayadi memaparkan visi misi dan program-prog

img_title
VIVA.co.id
10 November 2024