Sentil Jokowi, Perancang Konsep IKN Kecewa Berat Ibu Kota Negara Diserahkan ke Investor
- Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden
VIVA – Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Andrinof Chaniago mengaku kecewa dengan realisasi pelaksanaan proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Andrinof yang merupakan salah satu yang merancang konsep IKN menilai proyek kebanggaan Presiden Jokowi itu saat ini sudah bergeser dari tujuan awalnya, sehingga sekarang berubah menjadi proyek perencanaan kota untuk menarik investor.
Menurutnya, konsep awal IKN bertujuan untuk membangun Indonesia yang lebih baik melalui pemerataan antar wilayah. IKN berfungsi untuk menggerakkan atau mentransformasi ekonomi wilayah-wilayah di Kalimantan dan kawasan Timur Indonesia.
"Tetapi ketika ide ini berubah untuk menumpuk investasi besar disitu ini sudah bertabrakan untuk pemerataan antar wilayah. Memang misi untuk smart city tetap jalan, kota hijau tetap jalan, tetapi fungsi ekonominya untuk Kalimantan dilupakan," kata Andrinof Chaniago dalam Podcast Akbar Faizal Uncensored dikutip VIVA, Sabtu, 15 Juni 2024.Â
Andrinof menerangkan semestinya IKN sebagai kota inti pemerintahan menjadi penggerak untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah Kalimantan dan sekitarnya. "Itu yang harusnya digerakan oleh adanya IKN, bukan malah fokus membesarkan IKN sekaligus sebagai kota bisnis, ini saya menyayangkan," ujarnya
Yang lebih disayangkan lagi, terang Andrinof, pemerintah saat ini gencar menarik investasi asing untuk pembangunan IKN, dengan cara merayu dan memberi iming-iming 'janji surga' kepada sejumlah pebisnis global untuk berinvestasi di IKN.Â
"Ibu kota negara harus dibangun dengan anggaran negara. Kota publik harus dibangun dengan anggaran publik. Darisitu ada bisnis kecil-kecil menengah untuk melayani kota, bukan menjadikan kota bisnis dengan mendatangkan investor-investor besar," terang Andrinof
"Tidak seperti sekarang yang ingin dikejar ngejar investor kesana-kemari, investor kelas dunia, bukan itu. Kalau mau cari investor carikan buat Sangata, Bontang, Mamuju, Kota Baru, Paser, Tanah Grogot, itu konsepnya begitu," imbuhnya
Dosen FISIP Universitas Indonesia ini menambahkan bahwa IKN didisain sebagai kota pemerintahan dengan penduduk sekitar 1,5 juta orang, yang sebagian besarnya adalah ASN dan keluarganya. Bukan kota besar-metropolitan dimana segala bisnis disiapkan di kota itu.
"Kalau skalanya kota pemerintah, investor mau bangun supermal disitu siapa yang mau datang? Siapa yang mau beli disitu? Atau mau bikin pusat industri IT, row materialnya, sdm-nya dari mana? Disitu saya melihat ini enggak logis, makanya enggak mungkin investor datang kesitu," ungkapnya
Selain itu, target besar yang terus dikejar Presiden Jokowi untuk pembangunan IKN jelang lengsern jabatan juga menyalahi ketentuan UU. Sebab, dalam lampiran UU disebutkan bahwa IKN ditargetkan rampung 2045.
"Bukan dikejar dalam 5 tahun. Maka fokuslah tahap awal yang realistis, apa? Misal membangun kawasan inti pemerintahan, ya fokus kesana, enggak usah juga manggil-manggil investor besar yang enggak mungkin akan datang," imbuhnya
Meski dinilai telah bergeser dari konsep awal, toh nyatanya para pejabat di sekeliling Presiden Jokowi ‘membiarkan’ konsep IKN terjadi hingga seperti sekarang ini. Andrinof Chaniago mengaku tak habis pikir dengan hal ini.Â
"Saya eggak ngerti juga apa ini soal kultur politik yang mengorbankan visi yang jelas, kalau mau membangun proyek serius untuk bangsa yang harus dipikirkan," tutupnya