7 Fakta Pilgub NTB: Pecah Kongsi, Gubernur-Wagub dan Sekda Bertarung Jadi Nomor 1

TGB dan para Bakal Calon Gubernur NTB (Satria)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Satria Zulfikar (Mataram)

VIVA  – Pemilihan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) 2024 ini memiliki dinamika dan efek kejut yang cukup heboh. Sudah banyak nama mengerucut untuk maju Pilgub NTB dan sudah ada bakal calon yang mendeklarasikan dirinya dan pasangannya untuk maju Pilgub NTB.

Heboh Ucapan Ridwan Kamil soal Janda, Jubir Sebut Ada yang Punya Niat Buruk-Video Dipotong

Berikut ini adalah deretan fakta tentang Pilgub NTB yang penting untuk diketahui masyarakat:

Pamor TGB

Ridwan Kamil Minta Maaf soal Ucapan Janda saat Kampanye di Jaktim

Bicara tentang Pilgub NTB juga berbicara tentang Gubernur NTB dua periode (2008-2018), Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) ini memiliki peran penting dalam mengusung calon gubernur.

Berkaca pada Pilgub NTB 2018, usai TGB tidak lagi menjabat, estafet kepemimpinan di NTB berganti kepada teman baik TGB, Zulkieflimansyah dan kakak kandung TGB, Sitti Rohmi Djalillah sebagai wakil.

Kampanye Pamungkas Pilgub Jakarta: Pram-Doel di Senayan, RK-Suswono di Lapangan Banteng

Jelang Pligub NTB 2024, publik ingin tahu arah dukungan TGB. Pemimpin ormas keagamaan tersebesar di NTB itu mendukung pasangan Zulkieflimansyah – Sitti Rohmi untuk berlanjut dua periode atau dikenal dengan istilah Zul-Rohmi Jilid 2.

TGB telah beberapa kali melontarkan pernyataan di media yang mendukung pasangan Zul-Rohmi berlanjut. Dia juga tegas menegur kadernya yang menggunakan atribut NWDI dalam mendeklarasikan pasangan Rohmi dengan calon lain selain Zulkieflimansyah.

Duet Rohmi-Firin

Sorot Pilkada 2018 - NTB Sitti Rohmi Djalilah Kakak kandung Zainul Majdi

Photo :
  • www.sahabatbangzul.com

Namun atas dorongan banyak tokoh NWDI dan keinginan Rohmi untuk menjadi nomor satu (bukan lagi wakil gubernur), membuat Rohmi menyatakan sikap dukungan untuk maju sebagai Bakal Calon Gubernur NTB berpasangan dengan Bupati Sumbawa Barat W. Musyafirin (Firin).

“Saya memantapkan diri untuk berikhtiar menjadi calon gubernur NTB 2024-2029 berpasangan dengan Bapak Haji Musyafirin, Bupati Sumbawa Barat dua periode,” kata Rohmi dalam unggahan video di media sosial miliknya pada Senin, 27 Mei 2024.

TGB Tak Dukung Rohmi

Beberapa hari sebelum Rohmi menyatakan sikap, TGB telah menegaskan tidak mendukung pasangan Rohmi-Firin.

“Memang banyak pertanyaan kepada saya, khususnya terkait adanya pasangan-pasangan. Misalnya Rohmi-Firin yang ramai. Saya sampaikan apakah pasangan ini diendorse oleh NWDI, jawabannya tidak. Karena memang tidak ada kaitannya dengan organisasi,” kata TGB usai melaksanakan salat Jumat di Islamic Center NTB, Jumat, 24 Mei 2024.

Bahkan beberapa menit sebelum Rohmi menyatakan sikap maju bersama Firin, TGB kembali menegaskan tidak mendukung paket itu.

“Yang jelas saya tidak mendukung pasangan Rohmi-Firin. NWDI sebagai organisasi juga tidak mendukung,” ujar TGB menjawan pertanyaan VIVA melalui pesan instan.

Meski mendapat penolakan dari TGB, Rohmi dan Firin terus maju dengan didukung para tokoh NWDI. TGB bukan lagi menjadi “sang penentu” dalam Pilkada di NTB.

Sosok Musyafirin

Nama Musyafirin atau Firin cukup populer di masyarakat NTB. Bahkan banyak rumor mengatakan dia yang memiliki kekuatan modal yang cukup besar untuk masuk dalam gelanggang Pilgub NTB dibanding calon lainnya.

Sebagai bupati di lokasi perusahaan tambang terbesar di NTB (AMMAN Mineral), Firin santer disebut punya modal besar dan mampu “menggendong” Rohmi dari sisi modal.

Itu terbukti dengan masifnya baliho Rohmi-Firin di seluruh NTB. Bahkan dikabarkan ada penambahan 500 baliho lagi pada pekan ini. Kabarnya baliho-baliho tersebut dibiayai oleh Musyafirin seorang diri.

Rohmi merupakan kader Perindo di NTB. Dia mengikuti jejak adiknya TGB hijrah dari NasDem ke Perindo sebelum Pilpres kemarin. Namun Perindo hanya memiliki tiga kursi di DPRD NTB.

Sedangkan Firin merupakan kader PDI Perjuangan yang juga hanya memiliki empat kursi di DPRD. Jumlah kursi sebagai syarat mengusung Cagub-Cawagub adalah 13 kursi. Ini menjadi PR untuk pasangan tersebut merampungkan sisa kursi lagi.

Zulkieflimansyah-Suhaili Deklarasi

Duet Zulkieflimansyah dan Suhaili deklarasi maju di Pilgub NTB

Photo :
  • VIVA.co.id/Satria Zulfikar (Mataram)

Kandas berpasangan dengan Rohmi, Zulkieflimansyah menggandeng Suhaili maju Pilgub NTB. Pada Sabtu 8 Juni mereka telah deklarasi di Lombok Tengah, yang menjadi basis suara Suhaili.

Suhaili merupakan mantan Bupati Lombok Tengah yang juga memiliki kekuatan akar rumput yang besar. Saat Pilgub NTB 2018 di mana Zulkieflimansyah berpasangan dengan Rohmi melawan Suhaili, suara Suhaili berada pada posisi kedua.

Suara Zul-Rohmi saat itu 811.945 atau setara dengan 31.80 persen. Sementara Suhaili-Amin saat itu 674.602 atau setara dengan 26.42%. Menyusul posisi ketiga Ahyar-Mori 637.048 (24,95 persen) dan paket independen Ali-Sakti 430.007 (16,84 persen).

Saat ini Suhaili merupakan kader Golkar. Namun belum ada rekom Golkar yang keluar.

Dari data itu dapat dilihat kekuatan Suhaili tidak dapat dianggap remeh. Bahkan salah seorang tokoh di NTB secara rahasia memperlihatkan hasil surveil LSI Denny JA kepada VIVA. Survei dari Golkar yang memperlihatkan posisi Suhaili nomor dua di bawah Zulkieflimansyah. Sementara di internal kader Golkar, Suhaili berada pada posisi pertama.

Namun, Suhaili masih terkendala modal. Bahkan dia secara terang mengakui itu saat deklarasi kemarin.

“Saya memang sempat berseloroh jangankan Zul, Jokowi akan saya lawan kalau maju di NTB. Itu sebenarnya semangat untuk berikhtiar karena banyak yang tidak percaya saya tidak bisa nyalon. Apalagi paling miskin segalanya, uang tidak punya dan bukan juga pengurus parpol tapi apa salahnya kita berikhtiar,” ujar Suhaili.

Saat ini baru Zulkieflimansyah yang mengantongi rekomendasi dari PKS untuk maju Pilgub NTB. PKS diketahui memiliki delapan kursi di DPRD NTB.

Zulkieflimansyah juga mendapat rekom dari Hanura yang memiliki satu kursi. Namun ternyata rekom tersebut bersifat dinamis, karena selain Zulkieflimansyah, Hanura juga memberikan rekom yang sama kepada Lalu Iqbal dan Sukiman.

Lalu Gita dan Impiannya

Pj Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi (kiri) dan Jubir Kemlu Lalu Iqbal diadukan Bawaslu ke KASN (Satria)

Photo :
  • VIVA.co.id/Satria Zulfikar (Mataram)

Jika paket Rohmi-Firin dan Zulkieflimansyah – Suhaili sudah mendeklarasikan diri berpasangan, ada juga sosok yang menarik dikupas. Adalah Lalu Gita Ariadi yang saat ini menjabat Penjabat (Pj) Gubernur NTB.

Lalu Gita merupakan Sekda NTB di bawah kepemimpinan Zul-Rohmi sebelumnya. Saat menjabat PJ Gubernur NTB, impiannya untuk menjadi pimpinan definitif pun muncul.

Gita saat itu menginginkan dirinya berpasangan dengan Rohmi, jauh sebelum Rohmi berpasangan dengan Musyafirin. Beredar luas kalender Rohmi – Gita di masyarakat. Bahkan Gita menulis opini di media berjudul “Lagi Umrah, Semoga Umrah Lagi.” Opini tersebut ditulis saat Gita sedang umrah, yang banyak orang mengartikan “Umroh Lagi” memiliki akronim “Umi Rohmi – Lalu Gita.”

Tidak sampai di situ, Gita melakukan manuver dengan habis-habisan menyerang Zulkieflimansyah. Mulai dari menghapus stafsus peninggalan Zulkieflimansyah, menghapus program beasiswa luar negeri era Zulkieflimansyah dan berusaha mendongkel salah seorang Dirut bank daerah yang dikabarkan dengan dengan Zulkieflimansyah, meskipun usahanya gagal.

Terbaru Gita kembali menunjukan manuver dengan tidak mendukung event balapan motocross dunia atau MXGP di NTB, karena event tersebut digagas atas usaha Zulkieflimansyah.

Gita sudah tiga kali dilaporkan Bawaslu NTB ke Komisi ASN. Pertama saat ikut kegiatan Bansos PDIP sesaat sebelum dilantik menjadi PJ Gubernur. Kemudian saat menjadi Pj Gubernur dia ikut hadir di acara Partai Golkar saat penjaringan bakal calon gubernur. Terbaru, dia kembali dilaporkan atas beredarnya baliho dirinya maju Pilgub NTB namun pada baliho memuat logo Pemprov NTB.

Gita saat ini berpasangan dengan Sukiman Azmy mantan Bupati Lombok Timur. Namun pasangan tersebut belum deklarasi, selain karena Gita belum mundur dari posisi Pj, dia juga belum mengantongi rekomendasi partai pengusung.

Pada survei internal Golkar, media ini melihat nama Gita sangat jauh tertinggal dibanding calon lainnya. Bahkan nama Gita di bawah nama tokoh Golkar yang tidak digadang maju Pilgub.

Lalu Iqbal Lama Menjomblo

Juru Bicara Kemterian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal.

Photo :
  • VIVA.co.id/Dinia Adrianjara

Selain tiga peket calon di atas, ada kandidat terakhir yang telah lama muncul sebagai Bakal Calon Gubernur NTB. Dia adalah Eks Dubes RI untuk Tuki yang saat ini menjadi Juru Bicara Kemlu, Lalu Muhammad Iqbal.

Spanduknya dengan tagline “Dari Dunia untuk NTB” telah beredar di pelosok-pelosok desa, namun yang menjadi masalah Iqbal belum mendapat pasangan untuk maju. Bahkan partai pun belum.

Jika Rohmi sebagai keterwakilan Lombok Timur berpasangan dengan Firin dari Sumbawa Barat, kemudian Zulkieflimansyah keterwakilan Sumbawa berpasangan dengan Suhaili dari Lombok Tengah dan Lalu Gita dari Lombok Tengah berpasangan dengan Sukiman dari Lombok Timur, maka Lalu Iqbal yang merupakan keterwakilan Lombok Tengah harus mencari figur dari Pulau Sumbawa.

Dinda atau bernama lengkap Indah Dhamayanti Putri digadang sebagai pasangan Iqbal. Bupati Kabupaten Bima itu bisa menjadi penjawab keterwakilan Lombok Tengah – Bima dalam Pilgub NTB. Namun Dinda saat ini tengah fokus pada anaknya yang akan maju menjadi kepala daerah di sana.

Memang keterwakilan wilayah bukan menjadi alasan dalam pesta rakyat yang demokratis dan jauh dari isu primordial ini, karena pemilu bukan merupakan pemilihan kepala suku. Namun isu keterwakilan tak bisa dielakan hadir di Pilgub NTB.

Selain nama Dinda, Lalu Iqbal dijodohkan dengan beberapa nama seperti Rudi Mbojo dan Tiar Al Rasyid. Bahkan terbaru muncul banner memuat pasangan Iqbal dan Akhdiansyah alias Guru To’i.

Itulah dinamika politik di NTB saat ini menjelang Pilgub NTB. Politik di NTB cukup dinamis, begitu juga dengan calon-calon yang muncul. Belum dapat dipastikan berapa paket yang akan maju di Pilgub NTB 2024. Semua calon menanti rekomendasi partai untuk memenuhi 13 kursi sebagai syarat pencalonan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya