Kepala Daerah yang Terkait Dinasti Politik Sebabkan Pertumbuhan Ekonomi Rendah, Menurut Analis

Warga menentukan pilihannya dalam Pilkada. (ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

Semarang - Analis politik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Bangkit Wiryawan menyebut kepala daerah dalam kepemimpinan yang terkait dengan dinasti politik di suatu kabupaten/kota akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi di wilayah itu lebih rendah dibandingkan daerah lain.

Banjir Bandang Terjang 6 Desa di Sumbawa NTB, Ribuan Rumah Terendam-Pertanian Rusak

"Dari hasil penelitian kami, pemimpin daerah yang terkait dinasti politik, kinerjanya tidak sebaik pemimpin yang tidak terkait dinasti politik," kata Bangkit di Semarang, Senin, 10 Juni 2024.

Bangkit mengungkapkan penelitian tentang kinerja pemerintahan terkait dinasti politik dilakukan pada kurun waktu 2013 hingga 2019.

KPK Didesak Periksa Bupati Banggai Amiruddin Tamoreka usai Diduga Korupsi Dana Bansos

Ilustrasi-Pelaksaan Pilkada Serentak di Indonesia

Photo :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Ia mencontohkan kinerja pertumbuhan ekonomi suatu kabupaten/kota yang dipimpin oleh kepala daerah yang terkait dinasti politik berada 1 jingga 2 persen di bawah daerah yang pemimpinnya tidak terkait dinasti politik.

KPU: Idealnya Kepala Daerah Dilantik Setelah 13 Maret 2025

Ia menjelaskan pada daerah yang dipimpin oleh dipimpin bupati/wali kota yang terkait dinasti politik muncul oligarki politik ekonomi.

"Ada yang menguasai sumber daya yang sangat besar, tetapi tidak terdistribusi merata," katanya.

Ia menegaskan politik kekeluargaan berpusat pada orang-orang tertentu yang berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Dinasti politik berdampak pada mundurnya kualitas demokrasi.

Ilustrasi Logistik Pilkada DKI Jakarta

Photo :
  • VIVAnews/ Muhamad Solihin

Penelitian tentang dampak kepemimpinan terkait dinasti politik tersebut, katanya, kembali dilakukan usai pandemi COVID-19 untuk memvalidasi hasil penelitian sebelumnya. "Penelitian masih berjalan, namun dari hasil temuan trennya masih sama," katanya. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya